Friday, July 9, 2021

Cemeng berarti ireng/hitam/gelap

 

Siapa yang sujud kepadaKu dengan persembahan setangkai daun, sekuntum bunga, sebiji buah buahan atau seteguk air, Aku terima sebagai bakti persembahan dari orang yang berbakti suci.-

 

Aku terima sebagai bakti persembahan dari orang yang berbakti suci.-

Ketahuilah bahwasanya Hindu itu fleksibel adanya, khususnya dalam berbakti kepadaNya saat menunjukkan rasa bakti tidak usah memaksakan diri sampai melewati batas kemampuan misalnya bidang serana bakti (upakara), apa lagi dalam hati tumbuh suatu perasaan ingin pamer serta membanggakan diri, jangan sampai. Yang namanya upakara/banten/sesajen itu layak disesuaikan dengan  tempat, situasi, juga kondisi (sikon). Hindu itu mengedepankan suatu konsep beragama /mengajarkan konsep nista, madya, dan utama untuk tingkatan yadnya dipandang secara material, karena yang namanya yadnya itu berintikan ketulus iklasan tanpa pamrih.

 

 Bakti kepada Sang Pencipta merupakan suatu pernyataan cinta yang tulus suci, dalam Hindu keinginan untuk bertemu lantaran cinta suci itu diwujudkan dengan sembahyang. Hindu mengenal berbagai hari suci yang diyakini baik utuk bersembahyang, riil ada rerainan jagat Tilem dan Purnama serta hari hari yang baik lainnya ( Anggarakasih, Buda Kliwon,Buda Cemeng, Sara Sidi/kamis kliwon, Tumpek dan lainnya) Ada hari baik untuk melaksanakan Dewa Yadnya, Manusa Yadnya, juga Buta Yadnya, semuanya terpilah pilah berdasarkan suatu konsep baku. Diantara kesekian hari baik yang diyakini suci untuk sembahyang, ada diantaranya yang lumrah disebut Buda Cemeng. Tentang kata Cemeng itu dapat juga diartikan sebagai Ireng, gelap, hitam dan juga malam. Riilnya ada Buda Cemeng Menail. Buda Wage Menail merupakan hari suci yang perhitungannya berdasarkan wuku, dan merupakan pertemuan antara unsur Saptawara Buda (Rabu) dengan Panca wara Wage dan serta wuku Menail.

 

Buda Wage Menail diperingati / dirayakan oleh umat Hindu setiap 6 bulan sekali ( 6 bulan Bali yang jumlah harinya 35) atau setiap 210 hari sekali. Dalam satu tahun kalender Bali, umat Hindu merayakan hari suci Buda Wage / Buda Cemeng sebanyak 6 kali karena dari 30 wuku yang ada, enam wuku setiap hari Rabunya berpancawara  Wage  [ Buda Wage Ukir,  Buda Wage Warigadean,  Buda Wage Langkir, Buda Wage Merakih,  Buda Wage Menail, dan Buda Wage Klawu ]. Khususnya Buda Wage Menail merupakan hari pemujaan terhadap Sang Hyang Manik Galih atau Dewi Sri, yang merupakan sakti dari Dewa Wisnu acap kali juga disebut dengan Sanghyang  Sri Nini diyakni sebagai Dewi kesuburan dan, Dewi kemakmuran. Ada juga yang mengartikan bahwa, Buda Cemeng itu bermakna mewujudkan inti kesucian pikiran yakni dengan memutuskan atau mengendalikan sifat - sifat kenafsuan atau indria. Saat Buda Wage Menail  merupakan payogan Bhatari Manik Galih dengan jalan menurunkan Sang Hyang Omkara Amrta atau inti hakekat kehidupan diluar ruang lingkup dunia sekala. ; Siapapun yang mampu mengendalikan, indria - indrianya dan memusatkan pikirannya kepada Ku, dialah orang yang memiliki kesadaran sejati. Para Umat Hindu malakukan pemujaan pada Buda Cemeng Menail kehadapan Sanghyang Manik Galih berseranakan upakara / banten/ sesaji ; canang wangi - wangian, pemujaan dilakukan disanggar dan diatas tempat tidur serta menghaturkan persembahan kepada Sang Hyang Sri, serta pada malam harinya juga melakukan renungan suci. Perenungan suci itu bertujuan untuk menenangkan pikiran dan memperoleh kedamaian serta kebahagiaan lahir, dan batin,  Astungkara nemu santhi.

 

No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini