Kelompok
wedangga adalah merupakan bagian dari kitab smerti, kitab smrti artinya
mengingat, sehingga istilah smrti adalah untuk menyebutkan jenis kelompok weda
yang disusun kembali berdasarkan ingatan ( kitab yang ditulis berdasarkan
ingatan yang bersumber kepada weda sruti, yang mana kitab ini dianggap sebagai
kitab hukum Hindu yang di dalamnya memuat tentang sariat Hindu yang disebut
dharma).
Diantara
kelompok smrti ada yang disebut dengan kelompok wedangga, dilihat dari kata
wedangga terdiri dari dua kata yakni weda adalah kitab suci dan angga artinya
badan (batang tubuh). Jadi wedangga artinya batang tubuh/badan weda. Kitab wedangga
tidak terpisahkan dari weda, karena isi dan idenya lahir dari weda. Pada kitab
ini terdapat penjelasan tentang hal-hal yang ada dalam weda. Kelompok wedangga
terdiri dari enam bagian yang disebut Sad Wedangga : Siksa, wyakarana, Chanda, nirukta, jyotisa,
dan kalpa. ;
1.
Siksa (phonetic),
isinya memuat petunjuk-petunjuk tentang cara yang tepat dalam mengucapkan
mantra serta tinggi rendahnya tekanan suara, buku-buku siksa ini disebut
pratisakhya yang dihubungkan dengan berbagai resensi weda sruti
2.
Wyakarana
(tata bahasa), sebagai suplemen batang tubuh weda dianggap amat penting dan
menentukan, karena untuk mengerti serta menghayati weda sruti tidak mungkin
tanpa bantuan pengertian dan bahasa yang benar. Asal mula teori pengajaran wyakarana
bersumber pada kitab pratisakhya.
3.
Chanda
(lagu), merupakan cabang weda yang khusus membahas aspek ikatan bahasa yang
disebut lagu. Peranan chanda di dalam sejarah penulisan weda, karena dengan
chanda semua ayat-ayat itu dapat dipelihara turun temurun seperti nyanyian yang
gampang diingat. Diantara berbagai jenis kitab chanda yang masih terdapat hingga
dewasa ini adalah dua buah buku : nidana sutra dan Chandra sutra, dihimpun oleh
Bhagawan Pinggala.
4.
Nirukta
(sinonim dan antonym), memuat berbagai penafsiran otentik mengenai kata-kata
yang terdapat di dalam weda. Kitab tertua dari jenis ini dihimpun oleh Bhagawan
Yaska bernama nirukta, ditulis pada tahun 800 SM,membahas 3 masalah :
naighantukakanda (memuat kata-kata yang sama artinya), naighamakanda/aikapadika
(memuat kata-kata yang berarti ganda), daiwatakanda ( menghimpun nama dewa-dewa
yang ada di angkasa, bumi, dan surga)
5.
Jyotisa
(astronomi), merupakan pelengkap weda yang isinya memuat pokok-pokok ajaran
astronomi yang diperlukan sebagai pedoman dalam melaksanakan yadnya. Membahas
peredaran tata surya, bulan, serta benda angkasa lainnya yang dianggap memiliki
pengaruh dalam pelaksanaan yadnya, contohnya : jyostisa wedangga.
6.
Kalpa (ritual),
merupakan kelompok wedangga yang terbesar dan terpenting. Isinya banyak
bersumber pada kitab brahmana dan sedikit pada kitab-kitab mantra. Sesuai jenis
isinya terbagi atas berbagai bidang : srautra, rhya, dharma, dan bidang
sulwa.--
No comments:
Post a Comment