Ditengah cercaan hinaan, tentang
Hindu utamanya segala sesuatu yang dilakukan/diyakini oleh warga Hindu
khususnya umat Hindu Bali ( ada segelintir warga bangsa menganggap bahwa
keyakinan penganut Hindu Bali itu adalah keyakinan para orang-orang kafir), kembali ceritra tentang budaya Bali diangkat
ke dunia maya mumpung kita tengah ada di era mengglobalnya internet, dan lebih
didasari oleh suatu perasaan bahwa sedemikian indahnya berbagi itu.
Menceritrakan sesuatu yang menyangkut agama (khususnya agama Hindu Bali/yang
mereka anggap kafir) tentulah dalam ceritra sedikit tidaknya ada hal-hal yang
bernuansa kasat mata. Agama itu nyatanya berupa suatu keyakinan, menuntut
pemeluknya yakin seyakin-yakinnya bahwa yang tidak nampak itu ada walau
sejatinya memang ada tapi tanpa bukti pisik ( contohnya Tuhan YME).
Berceritra
tentang suatu daerah (Bali) tentu ada kata-kata yang tidak lazim, misalnya
tentang penyebutan suatu keadaan atau kejadian (mohon dimaklumi). Dalam ajaran
Hindu di jelaskan, bahwa seseorang itu diwajibkan untuk menikah (menjalani masa
grahasta asrama) demi adanya keturunan sebagai generasi penerus. Jika dalam
mendapatkan keturunan, si anak dianggap melik/memelik (Melik adalah suatu
anugrah pada saat kelahiran anak yang teramat besar dari Hyang Widhi. Dalam
Lontar Purwa Gama disebutkan bahwa Anak yang dianggap melik diyakini mempunyai
rerajahan/ sejenis gambar sejak lahir yang dapat menimbulkan kematian dalam
artian umur pendek/cendek tuwuh (bhs.Bali), sehingga diperlukan upacara
pebayuhan otonan melik pada si anak demi ternetralisirnya kekuatan tersebut,
dan selalu ingat melaksanakan yang namanya suci laksana untuk mempertahankan dan
meningkatkan kesucian diri. Rerajahan
yang terdapat pada orang melik biasanya terdapat di telapak tangan, di jidat/kening/tengahing
lelata atau di bagian tubuh tertentu
selain itu juga bisa terdapat tanda senjata, terkadang terdapat salah satu dari
sembilan senjata pengider bhuwana tergantung tugas yang diemban sang anak lahir
ke dunia, dengan rerajahan senjata para dewa antara lain berupa gambar : bajra,
cakra, gada, dan yang lainnya. Adapun semua gambar/rerajahan yang ada pada si
orang melik itu tidaklah dengan serta merta dapat dilihat oleh mata telanjang
biasa sifatnya kasat mata. Datangilah orang pintar sejenis rohaniawan/ balian
metuwun untuk dapat tahu yang sebenarnya, tentunya sesuai dengan keyakinan
masing-masing. Lumrahnya mereka-mereka yang memelik itu disenangi oleh para
mahluk halus dari yang bersifat negatif
hingga yang bersifat postif (kalangan
para dewa dewi). Mereka yang memelik itu umumnya dapat dilihat dari aneka tanda
yang ada di tubuhnya, misalnya : 1. Ketika lahir, badannya dililit tali plasenta beberapa
kali putaran ( Kelahiran seperti ini sangat jarang terjadi, dan kalau ada,
kebanyakan mati beberapa saat sebelum keluar dari rahim ibunya)
2. Ketika tumbuh berumur +/- 2 tahun, rambut di kepalanya kusut (sempuut). Walau digundul, tumbuhnya sempuut lagi. 3. Kepalanya mempunyai pusaran (usehan) tiga atau lebih.4. Lidahnya poleng (ada warna hitam/coklat).5. Ada tahi lalat/kadengan (bhs.Bali) besar di kemaluannya (maaf porno)
2. Ketika tumbuh berumur +/- 2 tahun, rambut di kepalanya kusut (sempuut). Walau digundul, tumbuhnya sempuut lagi. 3. Kepalanya mempunyai pusaran (usehan) tiga atau lebih.4. Lidahnya poleng (ada warna hitam/coklat).5. Ada tahi lalat/kadengan (bhs.Bali) besar di kemaluannya (maaf porno)
Yang banyak terjadi,
jika mereka yang memelik tersebut tidak
mendapat banten penebusan maka biasanya orang yang memelik sesuai dengan
kelahirannya ada yang diambil dalam artian meninggal pada saat baru bisa berjalan, saat-saat
masanya ABG (orang Bali bilang “mare menek bajang”), ketika baru menikah dalam upacara pawiwahan,
dan ada juga pada saat baru mempunyai anak. Dengan pebayuhan melik akan
dinetralisir kekurangan yang ada dalam dirinya (menghilangkan apes pengaruh
melik). Supaya semua kekuatan bersinergi, agar dapat keseimbangan antara Bhuana
Agung/ alam semesta dan Bhuana Alit/
badan kasar orang yang memelik ( karena sesuai keyakinan Hindu zat pembentuk
alam maya pada ini sama dengan zat pembentuk tubuh manusia ). Untuk diketahui, pada zamannya dulu di
tanah Bali ini pernah ada seorang raja yang dianggap melik bertahta (Saat itu di tahun 1599 masehi, hasil perkawinan (tidak resmi) Dalem Seganing
dengan Si Luh Pasek Panji. Ketika lahir, tubuh bayi itu seluruhnya berwarna
merah darah, dan di malam hari dari ubun-ubunnya keluar sinar terang berwarna
biru. Oleh karena itu bayi itu dinamakan Ki Barak Panji. Ternyata setelah besar
beliau sangat sakti mandara guna sehingga berhasil menjadi Raja Buleleng
pertama, dengan gelar I Gusti Anglurah
Panji Sakti )
Sumber info/bacaan : sebuah status teman di Sosmed FB.
No comments:
Post a Comment