Monday, April 4, 2016

Darah



Darah itu tidak dapat langsung diberikan kepada yang membutuhkan

Tidak terlalu salah jika dikatakan bahwa semua mahluk ciptaanNya memiliki suatu cairan indah dalam tubuhnya, indah karena lazimnya berwarna merah, merah darah demikian tenarnya. Sesuai dengan  keyakinan Hindu semua mahluk ciptaanNya yang memiliki tri pramana (sabda,bayu, dan idep) tentu punya darah, kalau tumbuhan ya tidak, karena tumbuhan itu hanya punya dwi pramana (bayu dan idep). Di eranya internet nan mengglobal ada info dari dunia maya, bahwasanya darah itu berasal dari bahasa Yunani yakni hemo, hemato serta haima yang berarti darah. Dunia ilmu pengetahuan mengabarkan bahwa darah di dalam tubuhnya mahluk hidup punya peran nan penting yakni sebagai armada murni pengangkut aneka zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh mahluk hidup, mengangkut aneka bahan kimia hasil metabolisme, serta berfungsi pula sebagai pertahanan tubuh manusia terhadap berbagai virus serta bakteri.

Khususnya manusia sebagai ciptaanNya yang paling sempurna dalam artian bisa menolong dirinya sendiri juga sesama, jika dalam suatu keadaan tertentu tubuah manusia kekurangan cairan merah indah itu maka jalan satu-satunya adalah di masukkan cairan merah indah itu lewat serana infus ( agar volume darah tubuh jadi bertambah ). Demi mendapatkan yang namanya darah untuk keperluan sesama tentulah melawati suatu proses donor darah. Darah lazimnya dihimpun di bank darah yang notabene kepanjangan tangan PMI (Palang Merah Indonesia) Umum orang telah tahu, jika tranfusi/donor darah terjadi lalu diterimakan kepada yang membutuhkan tentu amat riskan rentan karena aneka jenis penyakit yang berbahaya/ mematikan akan dapat cepat tertular. Untuk mencegah terjadinya penularan penyakit via tranfusi darah, PMI selalu melakukan  suatu tahapan yang dinamakan “uji saring”  sebelum darah-darah itu diberikan kepada yang membutuhkan. Contoh diambil di kabupaten Tabanan Bali, sesuai info Koran Bali Post 31-3-2016 bahwa, sepanjang tahun 2015 lalu dari 4500 lebih kantong darah yang berasal dari para donatur darah ditemukan berbagai penyakit ( hepatitis/penyakit kuning terbanyak, HIVnya juga ada lebih dari 20 kantong). Bukan rahasia lagi, untuk menghimpun darah yang cukup pihak PMI akan menyelenggarakan berbagai kegiatan donor diantaranya menjadwalkan donor darah untuk pendonor sukarela. Dalam pelaksanaan uji saring darah, diutamakan mengenai penyakit darah misalnya hepatitis B dan C, penyakit IMS (infeksi menular seksual) juga jadi pertimbangan matang  (sipilis dan HIV). Hasil akhir dari total 4500 kantong lebih, ada 77 kantong terinfeksi hepatitis B, 28 terinfeksi hepatitis C, 26 terinfeksi sipilis, dan 21 HIV. Sterilisasi akhir, semua darah yang terinfeksi langsung dimusnahkan, dan pendonornya langsung diminta datang ke bagian UTD PMI untuk langkah penyehatan yang bersangkutan lebih lanjut.

Sumber bacaan : Koran Bali Post 31/3/2016.


No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini