Darah
itu tidak dapat langsung diberikan kepada yang membutuhkan
Tidak terlalu salah
jika dikatakan bahwa semua mahluk ciptaanNya memiliki suatu cairan indah dalam
tubuhnya, indah karena lazimnya berwarna merah, merah darah demikian tenarnya. Sesuai
dengan keyakinan Hindu semua mahluk
ciptaanNya yang memiliki tri pramana (sabda,bayu, dan idep) tentu punya darah,
kalau tumbuhan ya tidak, karena tumbuhan itu hanya punya dwi pramana (bayu dan
idep). Di eranya internet nan mengglobal ada info dari dunia maya, bahwasanya
darah itu berasal dari bahasa Yunani yakni hemo, hemato serta haima yang
berarti darah. Dunia ilmu pengetahuan mengabarkan bahwa darah di dalam tubuhnya
mahluk hidup punya peran nan penting yakni sebagai armada murni pengangkut
aneka zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh mahluk hidup,
mengangkut aneka bahan kimia hasil metabolisme, serta berfungsi pula sebagai
pertahanan tubuh manusia terhadap berbagai virus serta bakteri.
Khususnya manusia
sebagai ciptaanNya yang paling sempurna dalam artian bisa menolong dirinya
sendiri juga sesama, jika dalam suatu keadaan tertentu tubuah manusia
kekurangan cairan merah indah itu maka jalan satu-satunya adalah di masukkan
cairan merah indah itu lewat serana infus ( agar volume darah tubuh jadi
bertambah ). Demi mendapatkan yang namanya darah untuk keperluan sesama
tentulah melawati suatu proses donor darah. Darah lazimnya dihimpun di bank
darah yang notabene kepanjangan tangan PMI (Palang Merah Indonesia) Umum orang
telah tahu, jika tranfusi/donor darah terjadi lalu diterimakan kepada yang
membutuhkan tentu amat riskan rentan karena aneka jenis penyakit yang
berbahaya/ mematikan akan dapat cepat tertular. Untuk mencegah terjadinya
penularan penyakit via tranfusi darah, PMI selalu melakukan suatu tahapan yang dinamakan “uji saring” sebelum darah-darah itu diberikan kepada yang
membutuhkan. Contoh diambil di kabupaten Tabanan Bali, sesuai info Koran Bali
Post 31-3-2016 bahwa, sepanjang tahun 2015 lalu dari 4500 lebih kantong darah
yang berasal dari para donatur darah ditemukan berbagai penyakit (
hepatitis/penyakit kuning terbanyak, HIVnya juga ada lebih dari 20 kantong).
Bukan rahasia lagi, untuk menghimpun darah yang cukup pihak PMI akan
menyelenggarakan berbagai kegiatan donor diantaranya menjadwalkan donor darah
untuk pendonor sukarela. Dalam pelaksanaan uji saring darah, diutamakan
mengenai penyakit darah misalnya hepatitis B dan C, penyakit IMS (infeksi
menular seksual) juga jadi pertimbangan matang
(sipilis dan HIV). Hasil akhir dari total 4500 kantong lebih, ada 77
kantong terinfeksi hepatitis B, 28 terinfeksi hepatitis C, 26 terinfeksi
sipilis, dan 21 HIV. Sterilisasi akhir, semua darah yang terinfeksi langsung
dimusnahkan, dan pendonornya langsung diminta datang ke bagian UTD PMI untuk
langkah penyehatan yang bersangkutan lebih lanjut.
Sumber bacaan : Koran Bali
Post 31/3/2016.
No comments:
Post a Comment