Tiada bisa disangkal, memang demikianlah adanya agar
manusia/mahluk hidup dapat melanjutkan hidupnya amat membutuhkan yang namanya
oksigen (O2) kekurangan oksigen maka lemaslah kita. Bahkan dalam kehidupan
sehari-hari di dunia kesehatan, salah satu cara penanganan kesehatan seseorang
ada diantaranya yang disebut terapi oksigen, tentulah bahan utama penyembuhannya
adalah oksigen yang dihasilkan secara terus menerus setiap siang hari oleh
semua tumbuhan yang berhijau daun.
Latah dikenal yang namanya terapi adalah salah satu metode
pengobatan penyakit seseorang dengan cara tertentu yang efektif. Diantara
metode terapi yang ada, diawal tahun 2016, pernah mencuat suatu cara pengobatan
yang bernama “ terapi oksigen hiperbarik “ sesuai Koran bali post 15-3- 2016,
cara terapi yang satu ini dapat dipertanggungjwablah secara ilmiah. Terapi oksigen hiperbarik adalah suatu cara
pengobatan dimana peserta terapi bernapas dengan menghirup oksigen murni
(100%), di dalam ruang udara bertekanan tinggi, lebih dari 1 atmosfir absolut. Terapi OHB merupakan terapi
utama pada penyakit penyelaman serta terapi tambahan pada penyakit klinis. [Terapi
oksigen ( yang jamak ) adalah memasukkan oksigen tambahan dari luar ke paru
melalui saluran pernafasan dengan menggunakan alat sesuai kebutuhan. ( Standar
Pelayanan Keperawatan di ICU, Dep.Kes. RI, 2005 ). Terapi oksigen pertama kali dipakai dalam bidang kedokteran pada tahun
1800 oleh thomas Beddoes, kemudian dikembangkan oleh Alvan Barach pada tahun
1920 untuk pasien dengan hipoksemia dan penyakit paru obstruktif kronik. Terapi
oksigen adalah pemberian oksigen lebih dari udara atmosfer atau FiO2 > 21%. Sumber info : http://kuliahiskandar.blogspot.co.id ]
Sumber bacaan : Koran bali
post tgl. 15 maret 2016
No comments:
Post a Comment