Semuanya sesuai dengan
desa, kala, patra.
Kembali kita tentang kepercayaan, yang
membuktikan bahwa kita semua selain yang berfaham atheisme senantiasa yakin/percaya bahwa kita semua dan
seisi jagat ada yang menciptakan ialah diriNya.Suatu misal, sebutlah
mereka-mereka para penganut Hindu nan taat, mereka ada di mana-mana di seluruh
bagian jagat. Mereka itu berbanyak, tentulah dalam hal cara mengagungkanNya
beraneka macam cara dan jenisnya. Namun pada kenyataannya walaupun itu semua
amat jauh dari sebutan seragam ( tidak ada keseragaman ), dimata Hyang Widhi
tidak pernah ada istilah keliru apalagi kata salah dalam rangka
memuja/mengagungkan/ memuliakanNya.
Generasi penganut Hindu di Bali |
contoh persiapan upacara yadnya (Hindu Bali) |
warga Hindu Bali itu, pageh meyadnya |
Ada sebait sloka
Hindu yang kurang lebih artinya “ Lewat
jalan apapun orang memujaku, pada jalan yang sama pula aku memenuhi
keinginannya, wahai Partha. Karena semua jalan yang ditempuh mereka adalah
jalanku “ Kurang lebih memiliki makna sbb. : Dengan keaneka ragaman budaya di
tiap tiap daerah yang dijiwai oleh ajaran Hindu, nampak berbeda. Namun semuanya
itu adalah jalan menujuNya. Hal inilah keloktah dengan sebutan “ konsep desa
kala patra “ disamping itu sloka inilah yang berandil besar menjaga toleransi /
kerukunan antar umat beragama. Adapun pengertian desa kala patra itu kurang
lebih : Desa = tempat, kala = waktu, patra = keadaan (Apa
yang benar pada suatu waktu, belum tentu benar pula pada waktu yang lain.
Demikian pula apa yang benar pada suatu tempat atau keadaan, dapat berubah
menjadi salah pada tempat atau keadaan yang lain / Desa berarti tempat kita berada,
kala adalah waktu saat kita berada, dan patra adalah keadaan ataupun situasi
dan kondisi di mana kita
berada.)
berada.)
No comments:
Post a Comment