Sedemikian luasnya wilayah NKRI itu, dan sudah seyogyanyalah
terdiri dari puluhan bahkan ratusan suku bangsa karena rentang perbatasan demikian jauh (
Sabang hingga Mirauke ). Diantara kesekian suku bangsa Indonesia yang dari era
ke era mampu menyatukan diri dalam sejumlah perbedaan ( dalam kebhinnekaan )
diantaranya ada : Suku bangsa Aceh,
Alas, Aru di Maluku, Banjar, Batak, Batin di Jambi, Donggala, Dondo, Bali, Sekayu di Sumatra Selatan dan suku-suku bangsa
lainnya yang senantiasa setia menjunjung tinggi nama baik bangsa dan negara,
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dilain pihak Indonesia itu dikenal sebagai negara penghasil aneka rempah
sejak zaman imprialis dulu, diantaranya lada. Aneka rempah yang tumbuh di
daratan Nusantara zaman itu secara terang-terangan jadi rebutan diantara
negara-negara Eropa semisal Portugis, Spanyol, juga Belanda. Mungkin karena
bahan bahan ramuannya berlimpah, maka
dari zaman dahulu pula aneka ramuan herbal racikan orang-orang yang mendiami
kawasan Nusantara tekenal hingga jauh ke negeri sebrang. Memang pada
kenyataannya tidak semua suku bangsa yang tergabung dalam satu bangsa, bangsa Indonesia bisa meramu/meracik
berbagai jenis rabuan obat/ obat herbal ( boreh , jamu/loloh ).
Bolehlah dikatakan berdiam di sepanjang pesisirnya Selat
Malaka, atau di Sumatera Tengah salah satu suku bangsa Negeri, merupakan suku
asli provinsi Riau. Suku Sakai, demikian lumrahnya orang-orang mengatakan
bermoyangkan trah raja Melayu di Sumatera Barat
(Pagaruyung). Mereka seketurunan suku Sakai dari sejak lampau terkenal
akan kekuatan fisiknya. Zaman silih berganti, diantara komunikasi yang terjalin
lancar karena yang namanya perdamaian selalu ajeg terjaga, ternyata ada
bocoran. Bocoran yang dimaksud bukanlah
apa-apa cuma tentang rahasia kebugaran/ketangguhan dari para warga suku
Sakai. Rahasianya adalah pada ramuan
yang dinamakan urek petoga. Ramuan yang
satu ini dari sejak dahulu selalu diberikan kepada setiap bayi di keluarga suku
Sakai, dan menghasilkan anak-anak yang berbadan kencang kuat. Ramuan yang
dinamakan Urek petoga itu, mereka warisi dari nenek moyangnya, semua bahan di
dapatkan dari hutan, khususnya hutan adat yang luasnya lebih dari 200 hektar.
Diinfokan juga, bahwa yang namanya Urek petoga terdiri dari beberapa jenis
campuran tanaman hutan ( akar pohon petoga, kayu dolik, kayu danto, rotan batu,
rotan sogo, dan rotan gamantan). Khusus untuk para bayi (generasi tangguh dari
Sakai), semua bahan-bahan tersebut di rebus dan air rebusan di pakai mandi (
diusapkan merata kesekujur tubuh bayi/anak).
Sumber bacaan : Koran Pak Oles 329.
No comments:
Post a Comment