Tuesday, December 1, 2015

Orang Bali menyebutnya tapel.

beberapa contoh topeng/tapel


Memang sudah demikianlah kodratnya manusia itu diciptakan olehNya sebagai mahluk sosial yang punya peradaban yang sedemikian tinggi, sebodoh-bodohnya manusia tetap lebih pintar dari mahluk lain ciptaanNya. Itu semua nyata terlihat dari manusia pertama atau saat manusia memasuki peradaban suku bangsa primitip. Semakin jelas  kelihatan bahwa manusia itu adalah merupakan ciptaanNya yang berbudaya dalam artian memiliki rasa seni.

Saat kehidupan manusia mulai memasuki peradaban primitip, manusia itupun mulai tumbuh rasa hormatnya kepada leluhur diyakini pula di era primitip itu manusia mulai percaya akan adanya roh yang mendiami semua benda khususnya benda benda yang terbilang besar misalnya : batu besar, pohon besar, dan yang lainnya. Kehidupan mereka berpindah-pindah dari gua ke gua dalam hutan yang didominasi nuansa kubuasan. Di sela-sela kesibukan mereka mencari makan demi menyambung hidup, di sanalah pimikiran mereka tumbuh kian panjang hingga akhirnya muncul ide untuk mewujudkan rasa hormatnya kepada leluhur. Diyakini bahwa mereka mulai belajar menggambarkan wajah para leluhurnya, imajinasinyapun berkembang maka berhasillah diciptakan yang namanya topeng, ya topeng sebagai serana untuk menunjukkan rasa hormatnya kepada leluhur. Sesuai penilaian mereka, bila benda-benda memiliki roh dengan kekuatan tertentu, begitulah leluhur yang telah tiada harus dibuatkan perwujudannya. Maka sejak era itu topeng/tapel (bhs.Bali) sebagai wahana bersemayamnya roh leluhur mereka yang direalisasikan dalam berbagai wujud/rupa. Hingga waktupun terus berlalu zaman kian berganti maka keyakinan manusia kian tebal dimana rasa seni (baca kebudayaan) berintegrasi dengan kepercayaan bahwa segala sesuatu yang memiliki energi diyakini dapat mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan usaha manusia dalam mempertahankan hidup hingga saat manusia memakai agama sebagai suluh hidupnya.

Khususnya di tanah Bali, yang keloktah nian dengan budaya yang sedemikian tingginya topeng/tapel itu telah dijadikan suatu pertunjukan dengan sebutan tari topeng sebagai tarian upacara yang dikatagorikan seni sakral sejak zamannya raja bali kuna (Bali Kuno) Sri Kesari Warmadewa. Dalam perkembangan kebudayaan Bali, topeng digambarkan memiliki berbagai karakter dan ditarikan dengan busana serta diiringi musik/gamelan yang khusus. Pada kesehariannya khususnya yang terjadi di Bali, topeng/tapel yang awalnya merupakan gambaran/perwujudan nenek moyang/leluhur, lalu disakralkan (banyak yang dipasupati) dalam bentuk arca. Hindu Bali jamak orang tahu, di setiap prosesi keagamaannya tentu menyajikan yang namanya tarian, saat itulah tari topeng itu acap dipentaskan. Dengan demikian semoga dalam  waktu yang tidak terbatas yang namanya tari topeng itu dapat lestari di tanah Bali, Bali Majapahit yang terakhir……. “ Astungkara “

Sumber bacaan : Kalender Bali 2016. “I Kt Bangbang Gde Rawi (Alm)”


No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini