Sunday, December 20, 2015

4 H dari Sang Maha Rsi



ilustrasi seorang rsi/resi


Hindu, ya agama Hindu sejatinya adalah sebuah agama yang  memiliki ajaran kepemimpinan pada ajaran agamanya yang nyata-nyata diperuntukkan bagi semua penganutnya, baik yang telah sebagai pemimpin maupun penganut Hindu yang belum/sebagai calon pemimpin. Karena menjadi seorang pemimpin tidaklah mudah, banyak syarat yang mesti dimiliki diantaranya bijaksana dan berpengetahuan luas. Seorang pemimpin itu harus dapat mempengaruhi juga membimbing orang lain agar tergerak hatinya guna turut mengikuti kemauannya dengan iklas demi mencapai tujuan bersama. Di kalangan masyarakat,  seorang pemimpin/leader merupakan orang yang diberi mandat/kepercayaan oleh sekelompok orang guna dijadikan panutan serta mampu diajak kerja sama demi tujuan bersama. Khusus pada jajaran Hindu,  diantara ajaran kepemimpinannya mengenal beberapa prinsip : Catur kotamaning nrapti (jana wisesa suda,kaprahitaning praja,kawiryan,wibawa), Ajaran Sadhu Kerti (hening,heneng,heling,hawas), ada juga panca sthiti dharmaning prabu (tut wuri handayani, ing madya mangun karsa,ing ngarsa sung tulada, sakti tanpa aji, maju tanpa bala), dan yang lainnya.

Dalam Hindu para orang sucinya secara nyata dan otomatis adalah sebagai panutan, misalnya para rsi Hindu. Kita sebut saja nama seorang rsi, Rsi Byasa  dalam pewayangan disebut Rsi Abiyasa, beliaulah  yang mengumpulkan berbagai karya para rsi dari masa sebelumnya, membukukannya, dan dikenal sebagai weda. Dari kitab Mahabharata diketahui bahwa orang tua  Rsi Byasa adalah Rsi Parasara  dan ibunya  Satyawati/  Durgandini / Gandawati. Ajaran suci tentang kepemimpinan rsi yang satu inilah yang latah disebut 4 H. Ke 4 H itulah yang juga disebut ajaran sadhu kerti merupakan ajaran tauladan jika hendak menjadi seorang pemimpin. Ajaran kepemimpinan sang rsi ini berisikan pengendalian aneka tugas kepemimpinan : Hening, senantiasa mengutamakan kesucian, dan bekerja atas dasar kepercayaan juga pengabdian kepada Hyang Widhi, Heneng, senantiasa berusaha memperoleh ketenangan lahir dan bathin, selalu bersabar  dalam menghadapi setiap persoalan, Heling, selalu ingat kepada anak buah  kepada orang tua, ingat kepada rakyat, juga ingat akan tugas serta kewajiban selaku pemimpin, dan H yang terakhir Hawas,  senantiasa waspada terhadap datangnya segala kemungkinan termasuk mewaspadai indria yang nyata-nyata musuh utama manusia.

No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini