Sunday, November 29, 2015

Awatara [ Hindu ]

" walau jauh negeri Alengka itu, kami akan kesana "


Memang bagi sebagian orang Hindu itu, merupakan  suatu ajaran tentang keyakinan akanNya yang lumayan membingungkan. Membingungkan diantaranya karena dalam ajaran Hindu diriNya disebut dengan banyak nama lagi pula banyak istilah-istilah keagamaan yang bagi sebagian orang juga bikin tidak mengerti / salah tafsir. Contoh riil di kalangan Hindu lumrah ada kata : Dewa, Bhatara, Awatara belum lagi penyebutanNya dengan panggilan Sanghyang Widhi Wasa. Tapi memang demikianlah adanya, Hindu itu adalah ajaran tentangNya yang tertua atau paling pertama yang di turunkan ke alam maya pada ini, hingga penganutnyapun mendunia tidak sporadis.

Selintas tentang kata Dewa, Bhatara, dan Awatara pada ajaran Hindu. Dewa itu bagi penganut Hindu, merupakan sinar suciNya yang memiliki tugas/fungsi berbeda-beda. Asal kata Dewa itu adalah Div (bahasa sansekerta) artinya sinar. Sesuai dengan artinya fungsiNya dalam panggilan Dewa adalah untuk  menyinari/menerangi alam semesta agar senantiasa terang bahkan benderang dan terlindungi. Riil penyebutan : Dewa Brahma sebagai pencipta alam semesta beserta isinya, Dewa Wisnu sebagai pemelihara sekalian ciptaanNya, Dewa Siwa sebagai pemrelina/pengembali semua isi alam ke asal pembentuknya, Dewa Ganesa yakni Dewa kecerdasan dan kesekian Dewa yang lainnya.  Kalau yang dimaksudkan dengan Bhatara dalam jajaran Hindu, diyakini sebagai kekuatanNya yang berfungsi sebagai pelindung umatNya dan dunia beserta isinya yang lain. Kata Bhatara asalnya dari kata bhatr yang berarti kekuatan, jadi Bhatara itu merupakan kekuatanNya dalam melindungi umatNya dunia dan yang lainnya. Riil dalam jajaran Hindu ada : Bhatara Bayu diyakini memiliki kemampuan untuk menggerakkan udara / angin, Bhatara Indra diyakini memiliki kekuatan untuk mengadakan hujan, Bhatara Agni punya kemampuan untuk menjadikan api itu panas, Bhatara Basuki umat Hindu mempercayai sebagai pembuat kesuburan, dan yang bertugas menstabilkan bumi adalah Bhatara Anantaboga.

Penyebutan kata awatara dalam keseharian umat Hindu, tidaklah sesering menyebutkan kata Bhatara ataupun Dewa. Kata dewa dan bhatara acap di ucapkan dalam kehidupan orang-orang Hindu karena hampir di setiap doa’anya kata itu muncul, sudahlah jelas para orang Hindu itu berdo’anya adalah saban hari bahkan saban waktu. Memang pada kenyataanya baik dewa, bhatara, dan awatara semuanya bersumber dariNya/Brahman yang masing-masing mempunyai tugas menyelamatkan dunia  dari yang namanya adharma, masing-masing pula punya sifat yang sama denganNya (dewa,bhatara, awatara adalah maha pemurah terhadap mahluk hidup.) Awatara itu adalah perwujudan Hyang Widhi/Brahman ke dunia fana ini dengan mengambil suatu bentuk, jadi awatara itu adalah merupakan kelahiranNya/Brahman. Dalam hal ini Hindu meyakini Brahman/diriNya melahirkan diri-Nya sendiri dengan wujud yang sesuai dengan kehendakNya demi menyelamatkan umat manusia juga dunia beserta isinya dari ancaman kejahatan yang merajarela. Awatara itu lahir di dunia fana ini saat mana dunia beserta isinya berada dalam ancaman pengaruh buruk sifat manusia, dengan tanda-tanda yang namanya kejahatan merajarela, wanita tidak lagi diberi kemuliaan dan penghormatan, perang muncul dimana-mana, maka kala itu diriNya/Brahman turun ke dunia dengan mengambil wujud sesuai dengan keadaan zaman. Dalam purananya Hindu disebutkan ada sepuluh awatara diantaranya  : Sri Rama, Sri Kresna, Budha, dan yang lainnya.-


No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini