Sunday, October 5, 2014

Mereka boleh mendatangi, tapi bukan untuk mereka.





Ada gula ada semut, dimana ada gula acaplah disana juga ada semut karena semut doyan gula yang terasa manis, yang namanya rasa manis itu tidaklah keliru amat jika dikatagorikan indah. Sesuatu yang indah itu juga ada di tanah Bali, ibaratnya semut para turis baik wisman dan wisnu pada datang ke tanah Bali karena tertarik oleh keindahan yang dimiliki tanah Bali. Yang namanya turis merupakan sekelompok orang yang senang menikmati keindahan baik indahnya alam juga keindahan yang dilahirkan oleh suatu budaya, budaya tanah Bali tentunya. Budaya Bali yang bernafaskan Hindu, lekat nian dengan segala nuansa relegius mitisnya yang nyata-nyata mengalir rata keseluruh wilayah dari ribuan tempat suci yang ada di tanah Bali, pura demikian namanya. Tanah Bali itu terpagari oleh rangkaian pura-pura besar juga indah di sepanjang pantainya, dapatlah dikata para Dewa membentengi  tanah Bali siang malam sepanjang umur zaman.

pura memang menarik untuk dikunjungi oleh para turis
 
pura memang menarik untuk dikunjungi oleh para turis 
Ada sejumlah pura di tanah Bali yang memang menarik bagi para turis, alam tanah Bali memanglah indah demikian juga pura-puranya yang nyata-nyata tersentuh lekat oleh arsitektur Bali. Pura yang lumrah didatangi oleh para turis diantaranya : Pura Besakih, Pura Tanah Lot, Pura Ulun Danu, Pura Uluwatu, Pura Taman Ayun, juga Pura Sada, serta pura-pura yang lainnya. Kita para umat Hindu, tidaklah melarang para turis untuk mendatangi pura-pura tersebut selama mereka tahu etika misalnya ke pura dengan pakaian sopan, tidak ngeroman di pura, tidak ke pura kala cuntaka ( turis dalam keadaan menstruasi, atau baru datang dari tempat orang meninggal). Kita tidak melarang mereka sepanjang mereka menjalankan statusnya sebagai turis, karena yang namanya tempat suci tentulah amat disakralkan.

pura memang menarik untuk dikunjungi oleh para turis 

Berdasarkan informasi dari para kakek nenek kita, para wisatawan/turis utamanya mereka yang berasal dari negeri Belanda, Jerman, dan Amerika sejak sebelum negara kita merdeka sudah mengagumi pura. Bahkan ada sejumlah pura yang diselamatkan atau dibangun kembali karena mengalami kerusakan. Contohnya puras Sada di desa Kapal, Mengwi, Badung, pernah dibenahi oleh orang Belanda bekerja sama dengan warga setempat di era penjajahan. Walau demikian adanya, pura bukanlah untuk para turis, tapi hanya untuk dikunjungi dalam statusnya sebagai turis dalam artian sebatas untuk dikagumi. Kita bukannya menampik, secara ekonomi para umat yang berdomisili di sekitar pura bisa diuntungkan, ada laba tambahan untuk mereka karena dagangannya di beli oleh para turis.-

Sumber bacaan : majalah bali post edis  07.

No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini