Sunday, October 5, 2014

Dianggap dapat mendengar sabda gaib, dan bijaksana



Hindu itu adalah merupakan salah satu kepercayaan yang ada dari kesekian kepercayaan yang lain di jagat ini, yang mana kepercayaan dimaksud adalah merupakan suatu jalan agar senantiasa dapat dekat, dapat menghormatiNya selalu, dan juga jalan untuk bersyukur atas rahmatNya. Hindu itu juga merupakan suatu ajaran, yang lekat nian dengan yang namanya budaya / kebudayaan maka jadilah dia kebudayaan Hindu yang tersebar ke seantero jagat. Contoh riilnya kita kembali ke tanah Bali, dimana kebudayaan tanah Bali semua orang tahu bernafaskan Hindu yang keloktah dengan sebutan taksu bali (metaksu). Yang namanya suatu agama tentu mengagungkan Sang Pencipta, sebagai ungkapan rasa syukur akan karuniaNya, umat Hindu Bali mengejawantahkan rasa syukurnya dengan serana upacara/upakara/banten kehadapan Hyang Widhi sesuai manifestasiNya/ sinar suciNya, tentunya pada hari-hari yang telah ditentukan (orang Bali bilang : ada uger-ugernya).

contoh, banten saraswati berisi sesamuan menyerupai cecak

Kala saat itu datang, Sabtu Manis wuku Watugunung ( piodalan Sanghyang Saraswati) merupakan salah satu hari raya Hindu berdasarkan pawukon yang datangnya tepat setiap 210 hari sekali, umat Hindu Bali kembali bersyukur kepadaNya atas bermurah hatiNya Hyang Widhi menurunkan pengetahuan ke bumi. Pada hari itu ( Sabtu Manis Watugunung ), pustaka-pustaka yang memuat ilmu pengetahuan terutama tentang keagamaan, kesusilaan, serta yang lainnya yang berguna bagi kehidupan, misalnya : buku-buku para anak sekolah diupakarai/ dibantenin (bhs.Bali). Pelaksanaannya adalah semasih matahari condong di arah timur ( sebelum tengah hari / jam 12 siang ).

Sanghyang Saraswati merupakan dewa feminim, digambarkan dengan seorang Dewi Elok

Sanghyang Saraswati, lumrah dengan sebutan Dewi Saraswati dipuja sebagai sakti Dewa Brahma penguasa ilmu pengetahuan serta kebijaksanaan. Diwujudkan sebagai wanita nan cuantik bertangan empat memegang keropak, genitri, alat musik, dan yang lainnya. Ada serana/banten khusus  demi menghormati beliau, bantennya disebut banten saraswati yang mana di banten itu wajib hukumnya ada yang namanya sesamuan ( jajan berwarna putih berbentuk cecak lengkap dengan sarang dan telurnya). Ada suatu sumber mengatakan, sesamuan/ jajan putih itu harus menyerupai cecak karena adanya pengaruh kepercayaan Melayu Polynesia yang menganggap semua binatang sejenis kadal, termasuk tokek dan cecak merupakan binatang yang mengetahui firasat, aneka peristiwa yang akan dan sudah terjadi, dapat mendengar sabda gaib, sehingga dianggap bijaksana. Binatang cecak sebagai simbul beliau di banten saraswati, karena umat Hindu percaya Dewi Saraswati sebagai penguasa segala jenis ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan. Telah terjadi perpaduan antara kebudayaan Hindu dengan kepercayaan Melayu Polynesia dimana binatang cecak dipakai sebagai kendaraan Dewi Saraswati.-

No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini