Sejatinya agama itu adalah merupakan tuntunan hidup untuk
menuju kesempurnaan bagi umat manusia di maya pada ini. Pada garis besarnya
secara umum agama itu dibagi atas tiga bagian : filsafat agama, ethika agama,
dan ritual/kurban suci. Pada prakteknya ketiga bagian tersebut oleh umat Hindu
sesuai ajaran Hindu tentunya, dapat dikembangkan/diterapkan sbb. 1. Filsafat
agama, Hindu menyebutnya Tattwa agama dalam Hindu dikembangkan dengan Panca
srada. 2. Ethika agama / susila agama, dalam ajaran Hindu dikembangkan dengan
Trikaya Parisudha. 3. Ritual / kurban suci / upacara keagamaan, dalam Hindu
dikembangkan dengan Panca yadnya.
|
ritual keagamaan, Hindu Bali |
|
ritual keagamaan, Hindu Bali |
Semua orang tahu, umat Hindu dalam melaksanakan ajaran
agamanya sebagian besar dipengaruhi oleh
upacara keagamaan/ritual, sehingga filsafat dan ethika yang tiada lain inti dari pada ajaran agama
acap diabaikan, dan sepintas lalu agama itu nampaknya sebagai upacara
semata-mata. Tiada terpungkiri, sejatinya upacara yadnya itu penting sebagai
wujud keiklasan berkorban yang nyata-nyata berupa suatu jalan pengabdian dan
pendekatan diri kepada Hyang Widhi, namun tidak juga kalah pentingnya yang
namanya filsafat agama itu demi membentuk keyakinan hidup, serta ethika agama
yang merupakan cara hidup untuk mencapai kesempurnaan.
|
ritual keagamaan, Hindu Bali |
|
ritual keagamaan, Hindu Bali |
|
bhuta yadnya/ritual keagamaan umat Hindu, Bali |
Bagi umat Hindu dalam melaksanakan upacara agama/ yadnya,
atau aneka pekerjaan lain yang dianggap penting selalu berpedoman/dicari
perhitungan hari-hari yang baik sesuai kepentingan dan keyakinannya, karena
dalam ajaran Hindu tidak semua hari itu baik/buruk (disesuaikan dengan
peruntukannya ). Umat Hindu hari yang baik itu menyebutnya dewasa (dewasa ayu),
diyakini untuk mendapatkan dewasa yang benar-benar baik adalah bukan main
sulitnya bahkan tiada mungkin.Maka dari itu, untuk dapat terselenggaranya suatu
pekerjaan/yadnya, cukup bila nilai baiknya lebih besar dari nilai buruknya.
Dengan catatan diadakan pemarisudaning dewasa/pecaron dewasa, sehingga yang
buruk itu dapat dipunahkan ( dalam artian tidak sampai memberikan pengaruh
buruk yang berarti ). Yang mesti senantiasa diingat kala memilih hari
baik/dewasa ayu, sebagai patokan/kunci utama adalah : “ wewaran alah dening
wuku, wuku alah dening tanggal/pangelong, tanggal/pangelong alah dening sasih,
sasih alah dening dawuh, dawuh alah dening triyo dasa saksi “
No comments:
Post a Comment