Friday, September 12, 2014

Yang langka yang gratis




Yang terkatagori budaya itu, sejatinya lumayan banyak dia atas bumi ini: ada segudang jenis kesenian, pola hidup, aneka hasil karya pertukangan serta yang lainnya. Tanah Bali juga banyak menyimpan yang namanya kebudayaan, misalnya yang terkatagori kesenian ada yang namanya wayang kulit. Wayang kulit di Bali memang sang dalangnya  sama dengan wayang kulit neng Jawi berada di belakang layar/ kelir (bhs.Bali), namun bedanya jika di  tanah Bali para penonton setia wayang kulit, menyaksikan pementasan wayang  dari belakang layar/kelir  ( posisi penonton saling berhadapan dengan sang dalang ).

Pementasan wayang kulit agar terbilang sukses, tidak terlepas dari peranan sang dalang yang nyata-nyata sebagai aktor utama, butuh pengetahuan umum yang luas serta teruptudate. Seorang dalang wajib hukumnya, mesti mampu menguasai sebagian besar seni budaya yang terkandung dalam seni pewayangan. Belakangan ini di era yang serba global ini yang namanya generasi muda yang berminat pedalangan amatlah minim. Entah karena, sebagai seorang dalang itu banyak syaratnya diantaranya mesti sabar juga berpengetahuan luas, yang jelas juga mesti cerdas. Jika dalam saat yang lumayan lama, dari tahun ke tahun yang berminat sebagai dalang kian sedikit, maka tiada urung bisa hilang salah satu yang namanya kebudayaan, khususnya kebudayaan tanah Bali.

Ada yang bertekad besar, agar yang namanya kesenian wayang kulit di tanah Bali tidak punah lenyap, ISI Denpasar  terus berupaya mencari bibit-bibit dalang, karena minimnya para generasi muda Bali yang berminat pedalangan. Jumlah mahasiswa seni pedalangan dari tahun ke tahun senantiasa di bawah 15 orang, paling banter rata-rata 8 orang. Rektor ISI Denpasar telah berusaha maksimal, untuk mencari generasi muda yang ingin menjadi dalang.  Para dosenpun di beri tugas, tiap tahun mencari dan mendata kuturunan dalang di seluruh Bali. Bila ada, amat diharapkan agar mau bersekolah di ISI Denpasar, dan “gratis”. Juga di ISI Denpasar ada program pemerintah bidik misi, gratis selama kuliah juga diberikan biaya hidup tiap bulan Rp. 1 juta. ( info sesuai majalah bali post edisin 50 hal.49 n).

No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini