Saturday, September 20, 2014

Pedagingan itu, atas jasa Mpu Kuturan (Hindu)




Di tanah Bali yang termasyur itu pada zamannya dulu pernah di perintah oleh seorang raja yang kini menjadi nama sebuah universitas negeri di tanah Bali. Konon sang raja dinobatkan saat berusia 25 tahun, dan pada tahun 988 Masehi beliau mempersunting seorang putri, putri seorang Mpu yakni Mpu Sendok. Sang Putri bernama Mahendradatta atau Gunapria Dharmapatni, maka har-hari berikutnya tanah Bali diperintah oleh sepasang sejoli yang terkenal amat bijaksana, hingga tahun 1011 Masehi.  Pada masa pemerintahan sejoli inilah datang para Mpu ke tanah Bali dari tanah Jawi, konon para Mpu inilah menjadi leluhur warga pasek sanak pitu. 
pura besakih diperluas, atas jasa Mpu Kuturan
contoh pedagingan

Diantara para Mpu yang mendatangi tanah Bali di era pemerintahan Udayana dan  Gunapria Dharmapatni mereka terkenal dengan sebutan Sang Catur Sanak, karena jumlah mereka adalah empat orang : Mpu Gnijaya, Mpu Semeru, Mpu Ghana, dan Mpu Kuturan. Para Mpu itu membawa perubahan yang besar  dalam tata keagamaan dan tatanan kehidupan warga tanah Bali. Berkat jasa-jasa para Mpu itu, warga tanah Bali (mereka) berhasil menyusun tata tertib desa, membangun pura seperti kahyangan tiga, sad kahyangan serta yang lainnya, lengkap dengan aturan upacaranya. Konon ada juga penjelasan dari Mpu Kuturan, yang mengatakan bahwa bila mana terjadi kekeruhan di dunia harus  diadakan upacara yang bernama tebasan (mungkin sejenis pecaruan). Upacara ini harus dipuja oleh Sang Bhujangga, hanya Sang Bhujangga yang berwenang memuja penglukatan / penyucian tersebut. Kekeruhan yang dimaksud adalah kekeruhan di bumi, diantaranya yang termasuk dalam pekarangan rumah, tegalan, persawahan, serta tempat lainnya. Hingga kini maka pada saat-saat pelaksanakan pecaruan yang terkatagori besar ( mulai tingkatan manca sata ke atas harus memakai tirtha dari Sang Bhujangga ).

Di zaman kedatangan Mpu Kuturan ke tanah Bali, Pura Agung Besakih telah berhasil diperluas juga menciptakan pelinggih yang disebut meru, gedong dan pelinggih-pelinggih yang lainnya. Beliau juga yang mengajarkan pembuatan kahyangan secara  spiritual, termasuk pembuatan jenis-jenis pedagingan. Demi ketentraman warga tanah Bali, Mpu Kuturan membuat juga menyempurnakan kahyangan jagat yang berjumlah delapan buah : Pura Besakih, Lempuyang, Andakasa, Goa Lawah, Batukaru, Beratan, Batur, dan Uluwatu.


Sumber bacaan : buku Babad Pasek seri babad bali.

No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini