Di tanah Bali yang termasyur itu pada zamannya dulu pernah di
perintah oleh seorang raja yang kini menjadi nama sebuah universitas negeri di
tanah Bali. Konon sang raja dinobatkan saat berusia 25 tahun, dan pada tahun
988 Masehi beliau mempersunting seorang putri, putri seorang Mpu yakni Mpu
Sendok. Sang Putri bernama Mahendradatta atau Gunapria Dharmapatni, maka
har-hari berikutnya tanah Bali diperintah oleh sepasang sejoli yang terkenal
amat bijaksana, hingga tahun 1011 Masehi.
Pada masa pemerintahan sejoli inilah datang para Mpu ke tanah Bali dari
tanah Jawi, konon para Mpu inilah menjadi leluhur warga pasek sanak pitu.
Diantara para Mpu yang mendatangi tanah Bali di era pemerintahan
Udayana dan Gunapria Dharmapatni mereka
terkenal dengan sebutan Sang Catur Sanak, karena jumlah mereka adalah empat
orang : Mpu Gnijaya, Mpu Semeru, Mpu Ghana, dan Mpu Kuturan. Para Mpu itu
membawa perubahan yang besar dalam tata
keagamaan dan tatanan kehidupan warga tanah Bali. Berkat jasa-jasa para Mpu
itu, warga tanah Bali (mereka) berhasil menyusun tata tertib desa, membangun
pura seperti kahyangan tiga, sad kahyangan serta yang lainnya, lengkap dengan
aturan upacaranya. Konon ada juga penjelasan dari Mpu Kuturan, yang mengatakan
bahwa bila mana terjadi kekeruhan di dunia harus diadakan upacara yang bernama tebasan
(mungkin sejenis pecaruan). Upacara ini harus dipuja oleh Sang Bhujangga, hanya
Sang Bhujangga yang berwenang memuja penglukatan / penyucian tersebut.
Kekeruhan yang dimaksud adalah kekeruhan di bumi, diantaranya yang termasuk
dalam pekarangan rumah, tegalan, persawahan, serta tempat lainnya. Hingga kini
maka pada saat-saat pelaksanakan pecaruan yang terkatagori besar ( mulai
tingkatan manca sata ke atas harus memakai tirtha dari Sang Bhujangga ).
Di zaman kedatangan Mpu Kuturan ke tanah Bali, Pura Agung
Besakih telah berhasil diperluas juga menciptakan pelinggih yang disebut meru,
gedong dan pelinggih-pelinggih yang lainnya. Beliau juga yang mengajarkan
pembuatan kahyangan secara spiritual,
termasuk pembuatan jenis-jenis pedagingan. Demi ketentraman warga tanah Bali,
Mpu Kuturan membuat juga menyempurnakan kahyangan jagat yang berjumlah delapan
buah : Pura Besakih, Lempuyang, Andakasa, Goa Lawah, Batukaru, Beratan, Batur,
dan Uluwatu.
Sumber bacaan
: buku Babad Pasek seri babad bali.
No comments:
Post a Comment