Wednesday, September 3, 2014

Budaya dan tradisi, Desa Pekraman Durentaluh “Bali”




prosesi piodalan, mendak Ida Betara duwur kaler (Mekori)

Durentaluh itu adalah merupakan sebuah desa pekraman, yang masuk dalam wilayah Desa Belimbing Kecamatan Pupuan, kabupaten kota pelangi Tabanan. Yang namanya desa pekraman tentu warga masyarakatnya mayoritas penganut agama Hindu, dan tentunya mengempon yang namanya pura yang ada di lingkungan wilayah desa tersebut. Pura kahyangan tiga demikian namanya, sekelompok pura yang terdiri dari tiga jenis : pura desa, pura puseh, serta pura Dalem, yang mana dapat dikata sebagai kepercayaan dasar umat Hindu pada yang namanya manifestasi Tuhan, yakni Tri Murti (Brahma, Wisnu, dan Siwa). Dewa Brahma (Pencipta) di Pura Desa, Dewa Wisnu (Pemelihara) di Pura Puseh, dan di Pura Dalem berstana Dewa Siwa (Pemrelina/Pelebur).

pemedek/krama desa baru tiba
prosesi piodalan 3 sept 14, pura dalem Durentaluh
prosesi piodalan 3 sept 14, pura dalem Durentaluh
prosesi piodalan 3 sept 14, pura dalem Durentaluh
prosesi piodalan 3 sept 14, pura dalem Durentaluh

Khusus Dewa yang berstana di setiap Pura Dalem yakni Dewa Siwa sebagai pemrelina/pelebur, banyak orang salah menafsirkan, atau mungkin karena mis komunikasi. Pemrelina/pelebur dalam tugasnya Dewa Siwa sejatinya yang lebih tepat, Dewa Siwa bertugas mengembalikan segala yang pernah ada di bumi (katakanlah semua  benda) ke asal pembentuknya. Yang maksud, misalnya manusia (zat padat), badan kasar/badan wadagnya terbentuk dari 5 unsur (panca maha bhuta)  sesuai keyakinan umat Hindu : Air/apah, angin/bayu, teja/panas, pertiwi/zat padat, dan akasa/unsur ruang, tugas Dewa Siwa lah mengembalikan kelima unsur tersebut ke asalnya dengan kata lain diprelina. Dalam hal diprelina/memprelina bukanlah berarti merusak (melebur dalam artian mengembalikan ke asalnya sesuai bahan pebentuknya. Rasa syukur umat Hindu khususnya umat Hindu yang mendiami tanah Bali kepada Hyang Widhi bermanifestasi Dewa Siwa diejawantahkan secara nyata pada setiap pura-pura Dalem sewilayah tanah Bali. Maka pada setiap desa pekraman wajib ada Pura Dalem (parahyangan/hubungan manusia denga Tuhan),

prosesi piodalan 3 sept 14, pura dalem Durentaluh
prosesi piodalan 3 sept 14, pura dalem Durentaluh
prosesi piodalan 3 sept 14, pura dalem Durentaluh
prosesi piodalan 3 sept 14, pura dalem Durentaluh
prosesi piodalan 3 sept 14, pura dalem Durentaluh
prosesi piodalan 3 sept 14, pura dalem Durentaluh
banjar Durentaluh, saat piodalan telah usai/lebar. 3-9- 2014

Demikian pula dengan Desa pekraman Durentaluh, juga mengempon/menyungsung sebuah pura Dalem yang letaknya di pinggir jalan raya Antosari-Pupuan Km. 10,5 tepatnya di sebelah utara kuburan banjar dinas Durentaluh. Rasa syukur para warga desa pekraman Durentaluh rutin dinyatakan setiap 210 hari sekali, saban Rabu Kliwon/Buda Kliwon wuku Ugu berupa petoyan/piodalan di Pura Dalemnya. Piodalan yang tiba setiap enam bulan dalam perhitungan hari raya berdasar pawukon itu, rutin terkatagori piodalan ageng/odalan gede, dengan ciri khas prosesi piodalan memakai gamelan gong, dan perlengkapan upakaranya memakai banten soroan dengan babi guling.


No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini