Monday, May 5, 2014

“ Tradisi Ngambeng “



Banyak budaya dan juga banyak tradisi terlakoni sepanjang tahun di tempat itu, tempat yang dimaksud tiada lain adalah tanah Bali. Tanah Bali kesayangan para Dewata terhampar dari Selat Bali di Barat hingga Selat Lombok di Timur. Hampir semua tradisi yang terpelihara hingga di era modern ini yang terlakoni di tanah Bali berkaitan erat dengan suatu pura pada suatu tempat. Di Kabupaten Gianyar, ada suatu tradisi apik berjalan dan lestari tentunya, Tradisi Ngambeng terkait amat erat dengan Pura Samuantiga.


Pura Samuantiga ada di Desa Bedahulu, kecamatan Blahbatuh, kabupaten Gianyar, telah diyakini ada sejak abad X. Kata Samuantiga berasal dari gabungan kata “ samuhan “  atau samuh yang berarti pertemuan / rapat, dan tiga memiliki arti : dihadiri oleh tiga pihak ( pertemuan yang dihadiri oleh tiga kelompok di era raja Warmadewa dan Gunapryadarmapatni )  { sumber koran bali post 11-5-2014 }

foto koran bali post, 11-5-2014

Tradisi Ngambeng merupakan suatu tradisi yang dilakukan oleh ratusan orang anak, guna mendatangi rumah para warga di Bedulu,dengan berpakaian adat anak-anak mendatangi rumah  warga guna mengumpulkan bahan peralatan upacara, disamping sebagai tanda informasi bahwa di pura Samuantiga  akan digelar piodalan. Mereka umumnya di bagi dalam beberapa kelompok mendatangi semua rumah warga para penyungsung pura. Makna dari tradisi ngambeng  selain sebagai media informasi dari warga/krama bahwa akan diadakan upacara piodalan di pura Samuantiga, juga sebagai wahana pembelajaran sejak usia dini, utamanya dalam kehidupan sosial relegius. Nyata akan terbentuk karakter serta jiwa anak-anak untuk bekerja sama juga memupuk jiwa tulus iklas untuk ngayah. Saat tradisi ngambeng, mereka akan mengumpulkan kelapa, pisang, daun pisang, telur, dupa, serta beberapa perlengkapan lainnya, kesemuanya akan digunakan sebagai sarana upacara. Ada lima desa pakraman penyungsung Pura Samuantiga  : Desa Pakraman Bedulu, Desa Pakraman Wanayu Mas, Desa Pakraman Taman, Desa Pakraman Tengkulak Kaja, dan Desa Pakraman Tengah.-


Sumber : surat kabar Bali Post  2-5-2014.

No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini