Hingga kini diabad ke dua puluh ini mereka yang mendiami kawasan yang bernama
Nusantara sebagian besarnya sebagai petani, mungkin karena memang dari awalnya ketrampilan mereka adalah
bertani demi menyambung hidup. Untuk bertani tentulah ada yang namanya alat
pertanian, alat bertani itu merupakan salah satu hasil karya yang mulai muncul
diera perundagian (setelah mengalami proses evolusi peradaban prasejarah).
Pernah hadir di Nusantara, para imigran dari berbagai bangsa
mereka membawa berbagai keahlian dalam hal mengolah logam serta dapat
menciptakan berbagai alat-alat kebutuhan pada masa itu, ini tiada lain
merupakan hasil evolusi dari zaman perundagian di Nusantara. Hingga kinipun
dipercaya, tradisi bersawah di Nusantara berasal dari bangsa-bangsa Cina yang
menyebar ke berbagai bangsa di kawasan Asia Tenggara. Kepandaian berladang dan
berhuma dipadukan dengan kepandaian mereka mengolah sawah dengan masyarakat
lokal yang ada di Nusantara dan pada ujungnya muncullah tradisi dalam mata
pencaharian yakni berupa penanaman padi di sawah.
Berkembanglah jumlah penduduk sejalan dengan berkembangnya mata pencaharian
penduduk sebagai petani. Kelompok-kelompokpun mereka bentuk, dan pada akhirnya berkembang menjadi desa-desa. Dari
kelompok-kelompok itu akhirnya muncul suatu masa, masa perundagian, di era
inilah mereka telah mampu membuat berbagai macam alat pertanian untuk mengolah
sawah juga membuat berbagai alat rumah tangga. Berbagai temuan arkeoloigis
membuktikan, bangsa yang mendiami Nusantara tidak pernah mengenal peradaban
tembaga, namun pembuatan sesuatu dari bahan perunggu dan besi telah terlakoni di
abad sebelum masehi. Kala itu penduduknya Nusantara telah mengenal tehnik
peleburan perunggu dengan cara seperti mencetak lilin.-
No comments:
Post a Comment