Sunday, February 9, 2014

ZAT = HYANG TAK BERWUJUD ( Hindu )


 Teddy Irawan
OM Swastyastu...Semeton titiyang sareng sami

Rahayu...
Berbagai Topik di grup grup yg berbasis Agama Hindu yg mempertanyakan tentang sekte Hare Krishna atau aliran aliran kepercayaan lainnya. Atau banyaknya timbul pertanyaan mengapa begitu banyak Sekte atau Aliran yg menyerbu Keyakinan atau Kepercayaan para semeton sami. Atau masih adanya pertanyaan perihal Sanggah atau Pura Keluarga yg berisi gambar Salib, Yesus atau Bunda Maria. Dan mengapa semeton kita umat Agama Yahudi dan Kristen bisa "Beralkulturasi" dgn Agama Hindu. Apakah ada "Tali Simpul" atau "Benang Merah" antara Keyakinan Agama Agama yg ada sekarang ini....?????
Alangkah baiknya kita kembali dulu ke SATU Pemahaman bahwasannya Hindu nike JAKTI JAKTI bersifat UNIVERSAL (Tidak Eksklusif). AGAMA PENUH CINTA DAMAI dan RAHMAT BAGI SEMESTA ALAM.

Dan satu lagi yg tyang harapkan melalui tulisan ini. Ngiring tingkatkan wawasan dan pengetahuan semeton titiyang sareng sami mangda IRAGANE benar benar SADAR dan YAKIN akan Kebenaran dan Ke-UNIVERSAL-an didlm Agama Hindu. Karena MUSUH kita yg paling Utama yaitu AWIDYA (Ketidak-TAHU-an).

Sekarang titiyang ingin Share tulisan seorang semeton yg se-jiwa dgn APA yg tyang pahami selama ini. Semoga tercerahkan semeton sareng sami...

ZAT = HYANG TAK BERWUJUD

Untuk memudahkan manusia menuju Zat, maka dimunculkanlah Ong Kara. Dari Ong Kara muncullah Dwi Aksara yaitu Ang dan Ah. Dwi Aksara juga adalah perlambang Rwabhineda (Dualitas), Ang adalah Purusa (Bapa Akasha) dan Ah adalah Prakerti (Ibu Pertiwi).

Pada tahapan berikutnya, dari Dwi Aksara ini muncullah Tri Aksara, yaitu Ang, Ung dan Mang. Dari banyak sumber pustaka, dikatakan bahwa AUM inilah yang mengawali sehingga muncullah OM. (Apakah ini petunjuk bahwa ONG itu lebih dulu/tua daripada OM?)

Pada tahapan berikutnya, dari Tri Aksara muncullah Panca Aksara, yaitu SANG, BANG, TANG, ANG, dan ING. Dari Panca Aksara kemudian muncullah Dasa Aksara, yaitu SANG, BANG, TANG, ANG, ING, NANG, MANG, SING, WANG, dan YANG.

Pada arah mata angin, Dasa Aksara terletak berurutan dari ;

Timur = SANG,
Selatan = BANG, Barat = TANG, Utara = ANG,
dan tengah-tengah/poros/pusat = ING,
kemudian Tenggara = Nang,
Barat Daya = Mang,
Barat Laut = SING,
Timur Laut = WANG
dan tengah-tengah/poros/pusat = YANG.

Ada dua aksara yang menumpuk di tengah-tengah, yaitu ING dan YANG. (Apakah ini asal muasal YING dan YANG...?)

Tapak Dara ~ Salib (+) adalah simbol penyatuan Rwabhineda (Dualitas), (|) dan segitiga yang puncaknya ke atas, mewakili Purusa/Bapa Akasha/Maskulin/Al/El/God/Phallus.
Sedangkan (-) dan segitiga yang puncaknya ke bawah mewakili Prakerti/Ibu Pertiwi/Feminim/Aloah/Eloah/Goddess/Uterus.

Hanya dengan melampaui Rwabhineda (dualitas), menyatukan/melihat dalam satu KESATUAN yang UTUH (Keu-TUHAN), maka pintu gerbang menuju Zat akan ditemukan.

KeuTUHAN disini, bukan menjadikan satu, namun merangkum semuanya, menemukan intisari dari semua perbedaan yang ada tanpa menghilangkan atau menghapus perbedaan yang ada.

Bukan juga merangkul semuanya dalam satu sistem tertentu, bukan juga untuk satu agama tertentu, tapi temukan dan kumpulkanlah semua serpihan kebenaran yang ada di setiap perbedaan yang membungkusnya.

Inilah BHINNEKA TUNGGAL IKA TAN HANNA DHARMA MANGRWA.

Memang pemahaman ini masih sulit diterima oleh mereka yang terjebak dalam DOGMA dan DOKTRIN agama masing-masing. Pemahaman ini memang diperuntukkan bagi mereka yang akan dan sedang menapaki jalan spiritual. Dan bagi mereka yang telah melampaui jalan spiritualitas silahkan digunakan seperlunya.

Damai dan Cinta Kasih untuk semua...
OM Santih OM...
by: Dede Yasa Varmadeva

Sumber  : sebuah status FB akun  : Teddy Irawan  >  “ Bangkitnya Hindu “

No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini