Tanah Bali itu adalah tanahnya dewata, maka jelaslah yang
namanya tanah dewata tentu indah, indah akan ragam budaya dan juga panorama alamnya.
Ada banyak kesenian tumbuh, berkembang dan juga lestari neng tanah Bali.
Kesenian di tanah Bali identik dengan tarian dan gamelan (ada yang bilang
kerawitan), banyak jenis kerawitan yang dimiliki Bali. Itu semua adalah salah
satu budaya Bali, yang nyata-nyata terkawal apik oleh taksu Bali. Diantara
kesekian jenis kewawitan tanah Bali ada
: gong kebyar, angklung bali, joged/joged bumbung, gender, dan ada juga
gambang. Hanya beberapa jenis yang merupakan hiburan semata, kebanyakan
kerawitan neng Bali sebagai suatu alat melancarkan suatu rangkaian upacara
keagamaan misalnya : gong , angklung, gender, juga gambang.
Kerawitan gambang, tidak banyak yang suka mempelajari/
tertarik padanya walau demikian hingga
kini masih lumayan banyak warga yang begitu setia menggeluti kesenian gambang.
Mungkin karena intensitas pagelarannya
yang langka dan juga kesenian
gambang di Bali amat disakralkan, itu penyebab utama yang namanya sekaa gambang
di Bali umumnya anggautanya sedikit dan rada rada berusia uzur. Umumnya
gambang/gamelan ini hanya dimainkan kala
upacara pitra yadnya dan dewa yadnya ( identik dengan upacara pitra yadnya /
ngaben ). Bahkan ada yang beranggapan / menyebut gambang berasal dari suku
kata ga dan mbang ; ga berarti jalan, mbang artinya kesunyian .
Jadi gambang diartikan, “ sebagai penuntun jalan bagi sang atma menuju ke
sunialoka “. Ada juga yang beranggapan
bahwa kesenian gambang itu sebagai jenis kesenian yang khusus digeluti para
orang tua, karenanya para penabuh gambang umumnya orang yang sudah uzur.
Kemarin dulu, konon ada ratusan gending/lagu gambang tapi kini tinggal hanya
dalam hitungan jari, perpaduan instrumen dan vokal (kidung) dalam kesenian
gambang kini telah terbenam, ironis memang. Lagu-lagu gambang kian langka untuk
bisa dimainkan, disamping banyak yang kurang mengerti notasi gambang.
Tanah Bali itu memanglah kecil, serasa lebih kecil dari
luasnya kota Jakarta. Ditempat nan kecil itulah kesenian gambang tersebar misalnya
di : Karangasem di Tenganan dan Babandem, Gianyar di Singapadu, saba,
Blahbatuh, Tabanan di Kesiut, untuk wilayah Badung ada di Krobokan dan Sempidi,
Untuk Buleleng gambang bertahan di Tejakula, Kubu tambahan, Sawan , Sukasada
serta kecamatan Banjar.
Sumber : majalah bali post edisi 23 ( 3 – 9/2/2014)
No comments:
Post a Comment