Kalau ada yang disebut dunia budaya, sejatinya yang dimaksud
adalah alam Bali/tanah Bali, karena tanah Bali itu amat lekat lengket dengan
budayanya yang adi luhung. Kebudayaan agung yang ada di sebuah daratan kecil
nan padat penduduk. Warga Bali sebutlah demikian merupakan kumpulan orang orang
yang hitrogen karena adanya kolaborasi penduduk, penduduknya NKRI. Tiada
terpungkiri memang, warganya dominan
beragama Hindu, Hindu Bali demikian orang sejagat menyebutnya.
Karena identik dengan budaya, maka di tanah Bali
kebudayaanlah sebagai tumpuan utama dalam mengembangkan pariwisata, suatu
kebudayaan yang bernapaskan agama Hindu. Tertetapkanlah sudah tanah Bali
sebagai DTW ( daerah tujuan wisata ) dengan konsep dasar pariwisata budaya.
Dengan demikian besar harapan yang ada, agar tanah Bali dapat memenuhi
kebutuhan rakyatnya mendapatkan kebahagiaan lahir bathin secara seimbang dan
berkelanjutan. Konsep ini relevan amat bagi tanah Bali, karena diyakini dapat
menumbuhkan nilai nilai sepiritual juga nilai fisik material secara seimbang
serta kontinyu.
Pariwisata Budaya untuk tanah Bali, kata pariwisata juga
berasal dari bahasa sansekerta yakni “pari”
dan “wisata” . Kata pari berarti “disekitar / sekeliling “ dan kata wisata punya arti “ senang,enak,
tentram,tenang, bepergian, berangkat “ . Jadi secara etimoligi dapatlah
terartikan kata pariwisata itu “berbagai hal yang menyangkut perjalanan untuk
mendapatkan kesenangan, rasa enak, atau tentram serta ketenangan”. Berikutnya, kata budaya dalam pariwisata budaya,
juga berasal dari bahasa sansekerta “budh”
yang artinya sadar/mengetahui. Jadi dengan demikian, pariwisata budaya adalah “pariwisata
yang menjadikan kebudayaan sebagai daya tarik wisata untuk datang berwisata”.
Dengan kebudayaanlah para wisatawan mendapatkan suguhan yang uenak dirasakan,
dalam artian budaya yang menyenangkan dan mereka (para wisatawan ) merasa
tenang dalam kunjungan tersebut. Dan pada ujungnya mereka mendapatkan
ketentraman lahir bathin dalam perjalanan pariwisata budaya tersebut.
Pulau Bali yang juga identik dengan Hindu, bertumpu dari
pandangan agama Hindu sebagai nafas kebudayaan tanah Bali mesti menjadi dasar yang paling penting
dominan dalam mengembangkan kepariwisataan tanah Bali. Prioritas pengembangan
kapariwisataan tanah Bali mengutamakan lebih memberikan rasa tenang dan tentram
kepada wisatawan daripada memberikan rasa uenak dan bersenang-senang. Dengan
terkembangkan pariwisata sepiritual, agama Hindu sebagai landasannya maka sudah
tentu yang namanya kepariwisataan tanah Bali tetap akan mampu mengembangkan
pariwisata budaya dan budaya pariwisata.
( pariwisata budaya itu akan sama-sama memberikan sumbangan positif pada pengembangan kepariwisataan di
satu pihak dan juga pada kebudayaan
tanah Bali di lain pihak ).-
Sumber : bali
post, 22 desember 2013.
No comments:
Post a Comment