Saturday, January 11, 2014

Kelompok Pura di tanah Bali



Tanah Bali, pulau Bali sejatinya terpagari oleh banyak pura di sepanjang tepian pantainya, pantai Bali nan menawan. Mungkin karena itulah tanah Bali itu senantiasa damai, sepanjang umur jagat. Sesuai dengan kodratNya, semua warga bumi tahu warga tanah Bali mayoritas Hindu, agama Hindu sebagai keyakinannya dan tempat sucinya dinamai pura ( telah lumrah). Yang namanya pura selain sebagai tempat sucinya umat Hindu, juga memiliki fungsi serta karakter yang tiada sama. Ada pedomannya bagi umat Hindu dalam melaksanakan persembahyangan ( memberi kemudahan dalam pengertian dalam persembahyangan / sejatinya pura yang banyak ada di tanah Bali itu telah terkelompokkan sedemikian rupa ). Maka  perlu kiranya para umat sedharma tahu lebih jauh ;

A.      Kelompok pura yang memiliki fungsi yang hampir sama, dibedakan jadi 2 (dua) :
1.      Pura Jagat, yakni pura tempat pemujaan  Hyang Widhi dalam segala prabhawaNya ( para Dewa )
2.      Pura Kawitan, pura yang berfungsi sebagai tempat untuk memuja  Atma Sidha Dewata (roh suci leluhur) dan juga Hyang Widhi
B.      Kelompok pura yang memiliki karakter yang sama
1.      Pura Kahyangan Jagat, pura tempat memuja Hyang Widhi dengan segala prabhawaNya  (para Dewa), pura jenis ini banyak ragamnya neng tanah Bali. Berdasarkan atas konsep pendiriannya, dapatlah dikelompokkan : [ Rwabhineda ] ada : pura Besakih (pura purusha) di Karangasem  (di gunung), pura Batur (pura pradhana) kab. Bangli (dekat danau ). [ Catur lokapala ] ada :  pura Lempuyang Luhur di Timur kab. Karangasem, pura Andakasa di Utara kab. Karangasem, pura Batukaru di Barat kabupaten Tabanan, pura Pucak Mangu di selatan kab. Badung.. [ Sad Winayaka/filosofi ] ada : pura Besakih (Karangasem),Pura Lempuyang Luhur (karangasem), pura Goa Lawah (Kelungkung), pura Ulu Watu (Badung), pura Batukaru (Tabanan),  pura Puser Tasik (Gianyar)  [Wilayah] ada : pura Ponjok Batu ( Buleleng Timur), pura Pulaki (Buleleng barat), pura Rambut Siwi ( Jembrana ), Pura Tanah Lot (Tabanan), pura Sakenan (Badung), pura Penataran Sasih (Gianyar), pura Penulisan (Bangli), Pura Dasar Gelgel (kelungkung), pura Bukit Gamongan (Karangasem),pura Jagatnatha (Denpasar).
2.      Pura Kahyangan Desa, merupakan pura yang disungsung / diemong oleh umat sedesa adat, umumnya terdiri dari 3 kahyangan : [Pura Puseh] tempat memuja Dewa Wisnu, letaknya umumnya di arah gunung. [pura Desa] sebagai tempat memuja Dewa Brahma biasanya ada di tengah tengah desa, acap disebut “pura Bale Agung”, [pura Dalem] sebagai tempat menyembah Dewa Siwa, letaknya tentu di hilir desa / arahnya laut dirancang dekat dengan kuburan/setra/tunon. Ketiganya inilah yang lumrah disebut Kahyangan Tiga sebagai tempat menyembah Dewa Tri Murti  sebagai utpatti, sthitti, dan pralina desa.
3.      Pura Swagina, merupakan pura yang disungsung oleh suatu organisasi atau sekehe, juga oleh perorangan yang memiliki profesi yang sama, contoh : [pura Subak] diempon oleh orang-orang/organisasi yang memiliki  kepentingan /pekerjaanya sebagai petani, umumnya ada di tengah sawah atau ladang, [pura Melanting] diempon oleh mereka yang swaginanya berdagang letaknya di tempat orang-orang berjualan, di pasar.
4.      Pura Kawitan, merupakan pura yang penyiwinya berdasarkan keturunan/ ikatan keluarga/ wit. Pada pura ini disembah pula para leluhur mereka. Misalnya : [sanggah/merajan] diempon oleh satu atau lebih keluarga yang memiliki garis keturunan yang terdekat, [pura Dadia/panti] disungsung oleh sejumlah keluarga yang memiliki satu garis keturunan. Umumnya yang masih berada dalam satu desa,[pura Pedharman] diempon oleh sejumlah keluarga yang merupakan satu garis keturunan, dan keluarga tersebut telah berpencar ke berbagai desa/tempat /kabupaten.
5.      Pelinggih Penyawangan, pura yang berisi hanya satu pelinggih/ lebih terdapat di kantor-kantor, sekolah, dll. Penyungsungnya para umat Hindu yang ada/bekerja di tempat itu.

Sumber : buku murddha agama hindu, upada sastra.


              

No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini