Sejatinya, tidak ada satu
perbuatanpun di dunia ini yang dilaksanakan oleh seseorang yang bebas dari
keinginan, karena apapun yang dilakukan manusia adalah di dorong oleh rasa
keinginan. Dan sesungguhnya juga orang paling tangguh di dunia ini adalah orang
yang tidak punya keinginan. Namun tidaklah mungkin atau serasa mustahil ada
orang yang hidup di atas dunia ini tidak punya keinginan, karena untuk tidak
punya keinginan itu juga merupakan suatu keinginan pula.
Agama Hindu mengajarkan, agar
para umatnya mengendalikan keinginan dalam mencapai tujuan mulia, bukan dengan
tidak punya keinginan manusia bisa hidup
di dunia ini. Hidup ini harus dengan mengendalikan keinginan, indria itu
hendaknya dipelihara agar sehat dan berfungsi sempurna sebagaimana alamnya.
Kesempurnaan indria hendaknya berada di bawah kendali kecerdasan pikiran serta kesadaran budhi. Dengan demikian
penyaluran kesucian atman dalam prilaku
nyata akan memperoleh suatu media yang baik.
Keinginan itu tiada ubahnya pisau
bermata dua, karena keinginan itu
manusia bisa hidup sejahtra, bahagia, bahkan bisa mencapai sorga, dan karena
keinginan pula manusia hidup menderita, penuh dosa, dan akhirnya masuk neraka.
Maka dari itu, setiap ada keinginan indria yang muncul, tariklah nafas guna
merenungkan apa dorongan keinginan itu baik dan benarkah untuk dijalankan.
Kedepankanlah analisa rasional dengan merujuk pada ilmu yang terkait dengan
munculnya keinginan itu. Apakah nafsu yang muncul itu dapat dibenarkan, lalu
pertimbangkan juga akibat yang akan timbul jika nafsu itu dilaksanakan. Kalau
dorongan nafsu keras menggelora dalam diri, tapi berdasarkan pertimbangan ilmu
yang terkait menyatakan tidak baik serta akibat yang ditimbulkan juga tidak
baik maka mesti dilakukan dorongan spiritual dan pertimbangan yang rasional
guna melawan dorongan nafsu itu. Kita
semua tahu, tidak ada musuh yang lebih hebat dari musuh yang ada dalam diri
sendiri, inilah sejatinya merupakan pekerjaan yang paling berat dalam hidup
yakni “menguasai diri sendiri”. Ada
tujuh hal yang nyata-nyata dapat membuat orang mabuk / gelap hati ; indah rupa (cantik/tampan), pintar berilmu,
kaya, muda, bangsawan, air nira (minuman keras) dan keberanian, memang pada
dasarnya ketujuh hal itu adalah merupkan hal yang positip. Seandainya,
tidak waspada mengendalikan keinginan,
ketujuh hal itu dapat menyebabkan orang menjadi mabuk, misalnya sombong dan
membanggakan diri. Sang Mahardika, demikian sebutan bagi mereka yang tidak
mabuk atau tidak gelap hati karena tujuh hal tersebut. ( orang yang merdeka ).
Kalau sampai mabuk karena sukses, itu sudah merupakan awal dari kegagalan,
makanya sukses lantaran meraih sesuatu mesti tetap waspada karena itu
berpotensi membuat orang lupa diri bisa membawa orang kehilangan sahabat dan
kesadaran rohani.----
Sumber
: bali post 25-8-2013.-
No comments:
Post a Comment