Dalam ajaran agama Hindu kita acap mendengar bahwasanya Hyang
Widi itu Maha Pencipta, Maha Agung, Maha Karya, dan Maha Segalanya, Maha Esa
serta sebutan-sebutan yang lainnya. Kitapun berkali-kali mendengar kalimat,
Ekam Sat Wiprah Bahudha Wadanti yang punya arti : Sanghyang Widhi itu satu/esa,
orang bijaksana menyebutkan dengan banyak nama. Beliau Maha Kekal : abadi dari waktu ke waktu, Beliau tidak berawal (anadi) dan tidak berakhir (ananta), keberadaan Beliau tetap tidak pernah berubah.
Diantara keyakinan kita akan keberadaan Tuhan Nan Agung/Hyang
Widhi, kalau kita tiada munafik di saat-saat tertentu pernah kita meragukan keberadaanNya, karena kita tiada
pernah tahu bagaimana rupa Beliau. Kita semua memiliki mata untuk melihat,
hanya sebatas jika benda itu terkena cahaya. Telinga, hidung, lidah serta kulit
untuk mendengar, mencium, mengecap dan merasakan yang juga pada batas-batas
tertentu. Pada diri kita terjadi perasaan senang, sedih, marah dll. Bagaimana
wujud perasaan itu ? Kita tidaklah bisa melihatnya, mendengarkan, mencium atau
bahkan mengecap perasaan itu. Karena perasaan itu gaib adanya. Yang nampak
hanya gejalanya, jika gembira wajah kita berseri-seri, kalau sedih muka kita
akan kusam, sedangkan perasaan itu sendiri tidak nampak karena kemampuan panca
indra kita serba terbatas. Oleh karena keterbatasan panca indra kita, kita tidak mungkin dapat mengetahui
keberadaan Sanghyang Widhi. Pikiran kita
juga terbatas, sehingga kita juga tidak mampu memikirkan wujud Beliau, karena
Beliau bersifat Maha Gaib.
Karena Hyang Widhi Maha Gaib, makanya juga diberi sebutan “
Sanghyang Widhi Acintya “ yang artinya Sanghyang Widhi tidak dapat dipikirkan,
Beliau diumpamakan sebagai api dalam kayu. Api itu tidaklah nampak, namun kalau
kayu digosok-gosokkan dengan kayu lain akan keluar api, dan juga banyak yang
mengumpamakan bagai minyak dalam santan. Minyak dalam santan bukankah tidak
nampak? Namun jika diolah akan berubah menjadi minyak. Walau pada kenyataannya
Hyang Widhi tidak dapat dilihat dan dipikirkan, dengan melakukan perbuatan atau
perkataan dan pikiran yang suci maka kitapun akan merasakan keberadaan
Beliau.---
No comments:
Post a Comment