Guna
menegakkan dharma/kebenaran dari tantangan adharma/ketidakbenaran, Hyang
Widhi/Tuhan Yang Maha Kuasa yang bersifat maha pengasih serta penyayang
diyakini oleh para umat Hindu turun ke dunia dengan perwujudan tertentu untuk
menyelamatkan umat manusia dari mara bahaya. Perwujudan Hyang Widhi ke dunia
untuk membasmi kejahatan serta membangkitkan kebenaran umat Hindu menyebutnya “awatara”
. [ manakala dharma hendak sirna, dan
adharma hendak merajarela, saat itu wahai keturunan bhatara, aku sendiri turun
menjelma ].
Narasimha
Awatara berarti manusia berkepala singa. Wisnu menjelma (karena Wisnu adalah
Dewa Pemelihara) turun ke dunia sebagai Narasimha guna membantu prahlada dalam
menumpas seorang raja raksasa bernama Hiranyakasipu. Raksasa ini amatlah sakti
setelah memperoleh anugrah kesaktian dari Siwa. Adapun kesaktian yang diperoleh
berupa anugrah kehidupan yang tidak akan mati terbunuh baik di kala malam hari
maupun diwaktu siang hari. Tidak akan dapat dibunuh oleh manusia, raksasa maupun
para Dewa. Tidak akan dapat mati terbununh oleh berbagai senjata. Sebagai
akibat dari kesaktian yang didapat maka Hiranyakasipu bermaksud hendak
menguasai seluruh dunia dan indraloka. Disamping itu dia juga amat sombong,
namun Prahlada yang memiliki keimanan yang kuat pada kebesaran Wisnu
menyebabkan ia meminta bantuan kepada Dewa Wisnu. Dalam pertempuran itulah
raksasa yang amat ditakuti itu dapat dikalahkan oleh Wisnu yang telah turun
kedunia dalam wujud manusia berkepala singa. Hiranyakasipu dapat dikalahkan
oleh Wisnu karena dalam penjelmaannya itu Wisnu tidak menjelma sebagai manusia
dan tidak juga sebagai binatang. Demikian juga ajal Hiranyakasipu di tangan
Narasimha karena turun memperlihatkan diriNya pada senja hari, tidak waktu
siang dan tidak juga kala malam. Dengan mempergunakan kekuatan kukunya yang
tajam, Narasimha merobek-robek perut Hiranyakasipu di atas pangkuannya.
No comments:
Post a Comment