Tuesday, March 5, 2013

Perang ketupat dan permainan adu telur (budaya)



Tiada habis-habisnya kebudayaan Bali untuk diceritrakan, yang mana karena kebudayaanlah menjadikan tanah Bali termasyur hingga ke seantero jagat. Bukan rahasia lagi bahwasanya Bali bisa terkenal tiada lepas dari keberadaan umat Hindu yang dominan di tanah Bali. Ada satu budaya lagi yang rutin terselenggra setahun sekali di Pura Masceti, Desa Medahan, kecamatan Blahbatuh Gianyar.  Ritual “ Aci Melabuh Ketupat” demikian namanya.


Ritual dilaksanakan oleh ribuan petani  dari empat desa di Gianyar : Keramas, Medahan, Tedung, dan desa Cucukan. Prosesi yang terselenggara setiap habis panen ini  dipimpin oleh seorang Pinandhita yang senantiasa diiringi oleh nyanyian dharma. Diawali  dengan tarian baris gede yang dibawakan oleh penari anak-anak. Secara spontan belasan peserta yang telah usur, tampil menarikan baris tombak dan tari pendet.  Ritual Aci Melabuh Ketupat merupakan prosesi khas massal tahunan yang diwariskan secara turun temurun oleh warga petani.  Para petani mempersembahkan sesajen khusus, berupa rangkaian sesajen di dalam anyaman daun kelapa sejenis kisa  (kantong ayam). Persembahan ditujukan kepada Dewa Laut sebagai wujud syukur atas hasil panen mereka sepanjang tahun.


Usai prosesi itu, dilanjutkan dengan ritual gandu  (adu telor dan buah kelapa) dan menari, mereka melakukan perang-perangan dengan saling lempar isi sesajen. Perang ketupat, permainan adu telur dan adu kelapa merupakan simbul pertentangan di alam ini, makanya umat senantiasa di ajak introspeksi diri. Bahwa sisi positif dan negatif  isi alam ini justru menjadi sumber keharmonisan, kalau dikombinasikan secara seimbang.—


Sumber  > bali post 7-2-2013.


No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini