Tiada habis-habisnya kebudayaan Bali untuk diceritrakan, yang
mana karena kebudayaanlah menjadikan tanah Bali termasyur hingga ke seantero
jagat. Bukan rahasia lagi bahwasanya Bali bisa terkenal tiada lepas dari
keberadaan umat Hindu yang dominan di tanah Bali. Ada satu budaya lagi yang
rutin terselenggra setahun sekali di Pura Masceti, Desa Medahan, kecamatan
Blahbatuh Gianyar. Ritual “ Aci Melabuh
Ketupat” demikian namanya.
Ritual dilaksanakan oleh ribuan
petani dari empat desa di Gianyar : Keramas,
Medahan, Tedung, dan desa Cucukan. Prosesi yang terselenggara setiap habis
panen ini dipimpin oleh seorang
Pinandhita yang senantiasa diiringi oleh nyanyian dharma. Diawali dengan tarian baris gede yang dibawakan oleh penari
anak-anak. Secara spontan belasan peserta yang telah usur, tampil menarikan
baris tombak dan tari pendet. Ritual Aci
Melabuh Ketupat merupakan prosesi khas massal tahunan yang diwariskan secara
turun temurun oleh warga petani. Para
petani mempersembahkan sesajen khusus, berupa rangkaian sesajen di dalam
anyaman daun kelapa sejenis kisa
(kantong ayam). Persembahan ditujukan kepada Dewa Laut sebagai wujud
syukur atas hasil panen mereka sepanjang tahun.
Usai prosesi itu, dilanjutkan
dengan ritual gandu (adu telor dan buah
kelapa) dan menari, mereka melakukan perang-perangan dengan saling lempar isi
sesajen. Perang ketupat, permainan adu telur dan adu kelapa merupakan simbul
pertentangan di alam ini, makanya umat senantiasa di ajak introspeksi diri.
Bahwa sisi positif dan negatif isi alam
ini justru menjadi sumber keharmonisan, kalau dikombinasikan secara seimbang.—
Sumber >
bali post 7-2-2013.
No comments:
Post a Comment