Friday, December 14, 2012

“Kosong” (Hindu)



Hal.3 dan 4 buku babad pasek [seri babad Bali]

Dahulu kala ketika belum ada matahari, bulan, bintang, dan semua planet juga termasuk planet bumi, yang ada hanya Sanghyang Embang Yang Maha Tunggal. Beliau Maha Besar, memenuhi alam raya yang luasnya tidak terbatas, namun juga  Maha Kecil. Saat itu segalanya bersifat sempurna, dan suci karena tidak ada yang lain selain Hyang Widhi  yang Maha Sempurna.

Bila dilukiskan dengan aksara yang utama, Beliau adalah Windhu yang berarti kosong. Dalam wujud Sanghyang Windhu, suaranya seperti telinga ditutup, Windhu juga berarti Kawi, dan kemudian menjadi Sanghyang Kawi. Sedangkan Windhu yang bermakna kosong, beliau seakan-akan tidak ada namun sejatinya kosong yang penuh. Ada dimana-mana setiap saat, tidak berujung-pangkal, tanpa asal mula dan tidak ada batasnya. Itulah Sanghyang Widhi yang memiliki sifat serba Maha : Maha Tahu, Maha Penyayang, Maha Pengasih, Maha Pemurah, Maha Adil.

Dikisahkan Beliau melakukan Yoga Semadhi, dari yoga semadhiNya tercipta Sanghyang Licin yang juga disebut Sanghyang Eka Aksara, yakni Ongkara. Beliau melakukan yoga semadhi lahirlah Sanghyang Purusa Pradhana. Keduanya juga disebut Sanghyang Akasa dan Prathiwi (rwa bhinneda/baik buruk/suka duka). Dalam aksara keduaNya disebutkan Sanghyang Dwi Aksara  : Ang dan Ah. Kembali beliau melakukan yoga semadhi, terlahirlah Sanghyang Tri Purusa : Sanghyang Siwa, Sadha Siwa, dan Parama Siwa. Dalam wujud aksara Sanghyang Tri Purusa itu : Ang, Ung, dan Mang yang lumrah disebut Tri Aksara. Ketiga aksara suci itu adalah lambang dari Sanghyang Brahma, Wisnu, dan Siwa. Mereka itulah yang menciptakan alam beserta isinya, memelihara, mempralina kembali ke asalnya. Seterusnya, beliau kembali melakukan Yoga Semadhi dan tercipta Sanghyang Catur Purusa/ Sanghyang Catur Windu Dewa. Mereka itu adalah Sanghyang Amurwwa Akasa Sakti, Sanghyang Sakti Saptakadwa, Sanghyang Surya Rsiwu, dan Sanghyang Guru Pasupathi. Keyakinan Umat Hindu, demikianlah Tuhan menciptakan matahari, bulan, bintang, planet bumi serta yang lain termasuk semua jenis binatang dan tumbuhan. Di dikisahkan juga Yang Maha Pencipta mencipta sepasang benih manusia laki-perempuan atau ardhanareswari. Setelah dibersihkan keduanya dimasukkan kedalam buah kelapa, setelah diberi mantram sehingga suci, akhirnya diwujudkan seperti seorang pertapa dipertengahan Gunung Tohlangkir (Gunung Agung). Disana beliau melakukan tapa dengan memuja Bhatara Hyang Pasupati agar segera turun di Pulau Bali, untuk menjadi junjungan dan pujaan di Pulau Bali (Dewata).------

No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini