Hal.3
dan 4 buku babad pasek [seri babad Bali]
Dahulu kala ketika belum ada matahari, bulan, bintang, dan semua
planet juga termasuk planet bumi, yang ada hanya Sanghyang Embang Yang Maha
Tunggal. Beliau Maha Besar, memenuhi alam raya yang luasnya tidak terbatas,
namun juga Maha Kecil. Saat itu
segalanya bersifat sempurna, dan suci karena tidak ada yang lain selain Hyang
Widhi yang Maha Sempurna.
Bila dilukiskan dengan aksara yang utama, Beliau adalah Windhu yang
berarti kosong. Dalam wujud Sanghyang Windhu, suaranya seperti telinga ditutup,
Windhu juga berarti Kawi, dan kemudian menjadi Sanghyang Kawi. Sedangkan Windhu
yang bermakna kosong, beliau seakan-akan tidak ada namun sejatinya kosong yang
penuh. Ada dimana-mana setiap saat, tidak berujung-pangkal, tanpa asal mula dan
tidak ada batasnya. Itulah Sanghyang Widhi yang memiliki sifat serba Maha :
Maha Tahu, Maha Penyayang, Maha Pengasih, Maha Pemurah, Maha Adil.
Dikisahkan Beliau melakukan Yoga Semadhi, dari yoga semadhiNya
tercipta Sanghyang Licin yang juga disebut Sanghyang Eka Aksara, yakni Ongkara.
Beliau melakukan yoga semadhi lahirlah Sanghyang Purusa Pradhana. Keduanya juga
disebut Sanghyang Akasa dan Prathiwi (rwa bhinneda/baik buruk/suka duka). Dalam
aksara keduaNya disebutkan Sanghyang Dwi Aksara
: Ang dan Ah. Kembali beliau melakukan yoga semadhi, terlahirlah Sanghyang
Tri Purusa : Sanghyang Siwa, Sadha Siwa, dan Parama Siwa. Dalam wujud aksara
Sanghyang Tri Purusa itu : Ang, Ung, dan Mang yang lumrah disebut Tri Aksara.
Ketiga aksara suci itu adalah lambang dari Sanghyang Brahma, Wisnu, dan Siwa.
Mereka itulah yang menciptakan alam beserta isinya, memelihara, mempralina
kembali ke asalnya. Seterusnya, beliau kembali melakukan Yoga Semadhi dan
tercipta Sanghyang Catur Purusa/ Sanghyang Catur Windu Dewa. Mereka itu adalah
Sanghyang Amurwwa Akasa Sakti, Sanghyang Sakti Saptakadwa, Sanghyang Surya
Rsiwu, dan Sanghyang Guru Pasupathi. Keyakinan Umat Hindu, demikianlah Tuhan
menciptakan matahari, bulan, bintang, planet bumi serta yang lain termasuk
semua jenis binatang dan tumbuhan. Di dikisahkan juga Yang Maha Pencipta mencipta
sepasang benih manusia laki-perempuan atau ardhanareswari. Setelah dibersihkan
keduanya dimasukkan kedalam buah kelapa, setelah diberi mantram sehingga suci,
akhirnya diwujudkan seperti seorang pertapa dipertengahan Gunung Tohlangkir
(Gunung Agung). Disana beliau melakukan tapa dengan memuja Bhatara Hyang
Pasupati agar segera turun di Pulau Bali, untuk menjadi junjungan dan pujaan di
Pulau Bali (Dewata).------
No comments:
Post a Comment