Entah berapa lama Pasek
Tangguntiti berada di desa Tangguntiti. Mereka hidup subur dan banyak
menurunkan keturunan dengan memakai jati diri
Pasek Tangguntiti. Pada suatu
hari ada seorang Pasek Tangguntiti yang
gemar melakukan tapa berata dan yoga semadhi. Ia hidup menyendiri di tempat
yang sunyi, disebuah hutan pegunungan. Oleh karena tekun melakukan tapa, yoga,
semadhi ia kemudian dianggap orang suci. Disana kemudian Pasek Tangguntiti
banyak menurunkan parati santana. Lambat laun oleh karena banyak orang yang
datang dan menetap disana, tempat itu kemudian menjadi sebuah desa yang doberi
nama Desa Wanagiri ( wana= hutan, Giri = gunung/pegunungan). Keturunan Pasek
Tangguntiti kemudian disebut Pasek Wanagiri.
Setelah sekian waktu
berlalu,disamping ada yang tetap tinggal di Desa Wanagiri, ada pula keturunan
Pasek Wanagiri yang pindah ke beberapa desa, antara lain ke daerah lor (sebelah
utara) bukit (buleleng), ke desa Alas Ukir, Pajahan, Antasari, Sanda, Bantiran,
Pupuan, Langlanglinggah, Penatahan, dan
yang lainnya. Pada umumnya mereka tidak lagi memakai jati diri atau sebutan
Pasek Wanagiri, melainkan memakai sebutan sesuai dengan nama tempat tinggalnya.
Itulah sebabnya kemudian muncul sebutan Pasek Sanda, Pasek Antasari, Pasek
Langlanglinggah,dsb.--------
No comments:
Post a Comment