Halaman 127 buku babad pasek, seri babad bali.
Diceritrakan, Mpu Kananda menikahi gadis pilihannya, putri Mpu
Swethawijaya, dari hasil pernikahan itu lahirlah seorang putra laki-laki yang
diberi nama Sang Kuldewa. Setelah didwijati Sang Kuldewa bergelar Mpu
Swethawijaya. Gelar ini persis sama dengan kakeknya pihak perempuan.
Selanjutnya Mpu Swethawijaya memiliki 2 putra dan seorang putri. Mereka itu
adalah yang sulung bernama Mangku Sang Kulputih, yang kedua Wira Sang Kulputih,
dan yang bungsu perempuan bernama Ni Ayu Aswami.
Pada hari Senin Umanis, Umanis wuku Sungsang tahun Saka 1257 (1335
M) oleh raja Bali Sri Gajah Waktra / Sri
Gajah Wahana, Wira Sang Kulputih diangkat menjadi pemangku di Pura Besakih.
Beliau diringi oleh seorang sahaya
bernama I Gotha. Karena setiap hari melayani, lama kelamaan I Gotha pandai mengikuti cara-cara Wira Sang Kulputih
memuja yajnya atau upacara lainnya. I Gotha pasis mengucapkan mantra. Pada
suatru hari datanglah orang-orang desa Besakih dengan tujuan menjemput Wira
Sang Kulputih, agar memuja suatu yajnya. Tatkala itu, Wira Sang Kulputih tidak
ada di pesraman, yang ada adalah I Gothaseorang diri. Mereka yang datang ke
pesraman itu tidak mengenal wajah Wira Sang Kulputih. Oleh karena itu I Gotha
yang disangka Wira Sang Kulputih, lalu diantar ke tempat yadnya. I Gotha
sendiri mau dijemput dan menyatakan kesediaannya muput upacara. Ditempat yajnya itu, orang-orang desa tidak
banyak bicara ataupun curiga. Akhirnya I Gotha segera memuja yajnya itu dengan
memakai bhajra (genta) milik Sang Kulputih. Syahdan Wira Sang Kulputih tiba
kembali di pesraman, pesraman dijumpai kosong. Dari pesraman Sang Kulputih
mendengar suara bhajra, yang lazim digunakan dalam memuja suatu yajnya. Sebab
itu Sang Kulputih datang ketempat yajnya orang-orang desa Besakih. Sampai di sana beliau amat kaget melihat I
Gotha memuja yajnya tersebut. Beliau lalu memerintahkan agar I Gotha berhenti
memuja. Pemujaan selanjutnya dilakukan oleh Wira Sang Kulputih, sedang I Gotha
diperkenankan memuja yajnya yang di bawah. Oleh karena I Gotha disangka (disengguh)
Wira Sang Kulputih oleh orang-orang Besakih, maka sejak itu I Gotha diberi
gelar Ki Sengguh oleh Wira Sang Kulputih. Ki Sengguh inilah yang selanjutnya
lebih dikenal dengan sebutan “senggu”
No comments:
Post a Comment