Sumber >http://bali.tribunnews.com
TRIBUN-BALI.COM,DENPASAR- Ormas pemuda Bali meminta agar
Kapolda, Kapolres dan Kapolsek di wilayah rusuh Lampung agar dicopot dari
jabatannya. Aparat keamanan di Lampung dinilai gagal menjaga keamanan warga
termasuk warga Bali yang menjadi korban kerusuhan.
Tuntutan ini disampaikan Ketua Pemuda Bali Bersatu, Gede Ngurah Putra. Ia meminta agar Kapolda, Kapolres dan Kapolsek di wilayah rusuh Lampung agar dicopot dari jabatannya.
"Copot Kapolda, Kapolres dan Kapolsek di wilayah itu," ujarnya kepada beritabali.com di Gedung DPRD Bali, Rabu (31/10/2012).
Hal lain yang didesak ribuan pemuda berbadan kekar itu adalah penghentian sementara pengiriman transmigran ke luar Bali.
"Kami mendesak moratorium transmigrasi. Kami juga meminta perketat masuknya pendatang ke Bali. Ini kondisi ironis di tengah kondisi pariwisata Bali yang luar biasa, semakin banyak pendatang yang mencari penghidupan di sini. Sementara orang Bali sendiri malah mencari penghasilan di daerah lain," pekik Gede Ngurah Putra.
Ormas pemuda di Bali hari ini menggelar aksi unjuk rasa menyikapi rusuh Lampung. Mereka merupakan gabungan Pemuda Bali Bersatu (PBB), Baladika dan Jala Satria Muda. Ribuan pemuda itu menyatakan siap mengirim bala bantuan anggotanya jika pemerintah dan aparat keamanan tak bertindak tegas menyikapi rusuh Lampung.
" Aparat keamanan harus bertindak tegas menyikapi rusuh Lampung yang telah menelan 10 korban jiwa. Jika pemerintah tidak melakukan pencegahan dan segera menyelesaikan masalah itu, kami siap mengirim pasukan ke sana," ancam Ketua Litbang Ormas Baladika, Komang Loto.
Perwakilan para pemuda itu kemudian diterima Ketua DPRD Bali, Anak Agung Ngurah Oka Ratmadi. Anak Agung Ngurah Oka Ratmadi meminta agar massa tak bertindak anarkis menyikapi persoalan ini.
"Jangan mengirim pasukan. Yang dibutuhkan masyarakat kita di sana adalah kebutuhan harian mereka seperti makanan, pakaian dan lainnya," tegasnya.
" Kalau itu yang dilakukan (pengiriman massa ke Lampung), maka akan terjadi konflik baru. Sementara sebagian besar msyarakat Bali tersebar di beberapa daerah di Indonesia. Jumlahnya mencapai 7 Juta orang," tambah pria yang akrab dipanggil Cok Rat.
Tuntutan ini disampaikan Ketua Pemuda Bali Bersatu, Gede Ngurah Putra. Ia meminta agar Kapolda, Kapolres dan Kapolsek di wilayah rusuh Lampung agar dicopot dari jabatannya.
"Copot Kapolda, Kapolres dan Kapolsek di wilayah itu," ujarnya kepada beritabali.com di Gedung DPRD Bali, Rabu (31/10/2012).
Hal lain yang didesak ribuan pemuda berbadan kekar itu adalah penghentian sementara pengiriman transmigran ke luar Bali.
"Kami mendesak moratorium transmigrasi. Kami juga meminta perketat masuknya pendatang ke Bali. Ini kondisi ironis di tengah kondisi pariwisata Bali yang luar biasa, semakin banyak pendatang yang mencari penghidupan di sini. Sementara orang Bali sendiri malah mencari penghasilan di daerah lain," pekik Gede Ngurah Putra.
Ormas pemuda di Bali hari ini menggelar aksi unjuk rasa menyikapi rusuh Lampung. Mereka merupakan gabungan Pemuda Bali Bersatu (PBB), Baladika dan Jala Satria Muda. Ribuan pemuda itu menyatakan siap mengirim bala bantuan anggotanya jika pemerintah dan aparat keamanan tak bertindak tegas menyikapi rusuh Lampung.
" Aparat keamanan harus bertindak tegas menyikapi rusuh Lampung yang telah menelan 10 korban jiwa. Jika pemerintah tidak melakukan pencegahan dan segera menyelesaikan masalah itu, kami siap mengirim pasukan ke sana," ancam Ketua Litbang Ormas Baladika, Komang Loto.
Perwakilan para pemuda itu kemudian diterima Ketua DPRD Bali, Anak Agung Ngurah Oka Ratmadi. Anak Agung Ngurah Oka Ratmadi meminta agar massa tak bertindak anarkis menyikapi persoalan ini.
"Jangan mengirim pasukan. Yang dibutuhkan masyarakat kita di sana adalah kebutuhan harian mereka seperti makanan, pakaian dan lainnya," tegasnya.
" Kalau itu yang dilakukan (pengiriman massa ke Lampung), maka akan terjadi konflik baru. Sementara sebagian besar msyarakat Bali tersebar di beberapa daerah di Indonesia. Jumlahnya mencapai 7 Juta orang," tambah pria yang akrab dipanggil Cok Rat.
Penulis :
yoni
Editor :
yoni
#1 | Gede
Suwardika | Jumat, 2 November 2012 18:01 WITA
Saya setuju
dengan sikap ormas bali,,kenapa kita tidak peka akan lingkungan kita..kita
orang bali disuruh transmigrasi ke luar pulau..sedangkan orang luar pulau malah
datang kebali dan mencarai nafkah di Bali,,,sampe2 meraka juga memeliki tempat
tinggal dibali,,ironisnya kita sebagai orang bali selalu wellcome karena kita
ingat akan NKRI..tetapi kenapa ditempat lain tidak bisa seperti itu????? mari
kita bersatu umat bali dan kita lawan siapa yang menginjak-injak harga diri
kita...
#2 | dewa
darmawan | Jumat, 2 November 2012 18:01 WITA
semoga
dengan kejadian ini, menjadi pembelajaran bagi ormas-ormas di bali,...agar
lebih bersatu,... menjaga bali,... tidak hanya palemahan , tetapi juga melindungi
krame bali sendiri...sangat ironis warga kita dibantai,.. sedangkan kita saling
bantai antar warga bali di bali.....jyalah baladika , PBB, jala satria
...menjadi garda terdepan dalam meng ajegkan BALI yang kita cintai....
#3 | Onky
Syahputra | Jumat, 2 November 2012 18:01 WITA
setuju
bgt,,, org bali saja,gak pernah mengusik org2 berdatangan & bertempat
tinggal di bali,, hanya karena hal yg sepele,bisa berujung sperti itu, mmg
bner2 kekanak-kanakan,,
#4 | boy | Jumat,
2 November 2012 18:01 WITA |
Kita dsni
menerima dan saling menghormati orang luar yang mengais rejeki dibali,tp knapa
orang luar TIDAK BISA menghormati orang bali yang mengais rejeki diluar
bali???? Apakah ini yang namanya NKRI???
#5 | Gus
Pande | Jumat, 2 November 2012 18:01 WITA |
suka banget
sama alenia ini "Kami mendesak moratorium transmigrasi. Kami juga meminta
perketat masuknya pendatang ke Bali. Ini kondisi ironis di tengah kondisi
pariwisata Bali yang luar biasa, semakin banyak pendatang yang mencari
penghidupan di sini. Sementara orang Bali sendiri malah mencari penghasilan di
daerah lain," pekik Gede Ngurah Putra.
Sumber >http://bali.tribunnews.com
No comments:
Post a Comment