Tuesday, April 30, 2019

Banyak diantaranya berdasarkan perhitungan sasih, misalnya Nyepi.


Sebagai umatNya tidak terkecuali mereka mereka yang tergabung dalam jajaran Hindu seantero jagat, wajib hukumnya melaksanakan persembahyangan untuk memujaNya dalam keseharian kala melakoni kehidupan ataupun saat saat kala tertentu yang dianggap baik. Maka niscaya semuanya akan berupa pengantar pesan-pesan untuk membalas setiap bisikan doa, maka yakinlah yang sejatinya tengah terjadi adalah hal hal sebagai berikut ; "Karena kau berdoa memohon kekuatan kesabaran, maka Aku kirim orang-orang pemarah dalam kehidupanmu." "Karena kau berdoa memohon ketenangan, maka Aku kirim keriuhan untuk melatihmu menenangkan diri dalam kehidupanmu." "Karena kau berdoa memohon jalan terang, maka Aku kirim kegelapan dalam kehidupanmu agar jalan terang itu bermakna." "Karena kau berdoa memohon pengetahuan, maka Aku kirim permasalahan dalam kehidupanmu untuk kau pelajari dan menemukan sendiri pengetahuan itu." "Dengan para penipu Aku melatih kewaspadaanmu. Dengan mereka yang menyakiti batinmu, Aku sedang memberimu kesempatan membayar hutang pelajaran Karma masa lalu." "Dengan orang-orang yang hidup bersamamu, Aku mengantarmu belajar arti kebersamaan. Dengan orang-orang yang meninggalkanmu, Aku mengajarimu tentang rasa terbebas dari kemelekatan." "Setiap bentuk peristiwa adalah cara-Ku mengajari dan melatih Jiwamu bertumbuh matang dalam kesadaran dan kecerdasan." "Jika kau memahami semua ini, apakah masih kau temukan kemarahan-Ku dalam berbagai peristiwa? Apakah masih sulit kau sadari betapa Aku mengasihi Jiwamu?"

Salah satu jenis serana sembahyang umat Hindu

Khususnya umat Hindu, kala menghaturkan sembah bakti keharibaanNya ada hari yang dinamakan hari suci/ rerainan (bhs.Bali) contoh Hindu mengenal Hari Purnama (bulan penuh) juga Hari Tilem (bulan mati). Bukan rahasia lagi kalau yang namanya hari suci itu selain disucikan juga dikeramatkan, karena dengan yang namanya hari suci itu para penganut Hindu nan taat memiliki maksud serta tujuan nan luhur, maka jadilah kesemua hari suci sebagai hari hari yang istimewa riilnya Hari Raya Galungan neng tanah Bali. Para umat Hindu tahu persis bahwasanya yang namanya hari suci itu dikelompokkan berdasarkan wuku/pawukon dan sasih. Misalnya yang berdasarkan pawukon ada hari suci/rerainan ; Pagerwesi kala Rabu Kliwon wuku Sinta sebagai hari yang tepat memujaNya sebagai Sanghyang Pramesti Guru (gurunya alam semesta), Hari Raya Kuningan/Tumpek Kuningan kala hari Sabtu wuku Kuningan untuk menyampaikan rasa terima kasih/syukur kepada para leluhur atas jasa jasa beliau kepada kita.Ketahuilah  kata kuningan itu memiliki makna mencapai peningkatan spiritual via introspeksi diri sendiri. Hari Saraswati kala hari Sabtu wuku Watugunung, sebagai hari turunnya semua jenis ilmu pengetahuan ke bumi, Dan hari hari suci lainnya berdasarkan pawukon diantaranya ada jajaran wuku yang disebut wukuning tumpek, wukuning buda keliwon, wukuning anggara kasih. Berikutnya umat Hindu itu mengenal pula hari baiknya untuk memuja keagunganNya yang berdasarkan sasih, sasih itu serupa dengan bulan masehi berjumlah 12 (dua belas) yang terpopuler diawali dengan sasih pertama yakni sasih Kasa, berikutnya sasih karo, ketiga, kapat, kelima, keenem, kepitu, kewulu/keulu, kesanga, kedasa, Jesta/Desta, dan yang ke dua ada sasih sada. Disetiap sasih itu ada dua kali rerainan pamiliar masing masing sasih ada pernama juga ada tilem, di kala rerainan purnama umat Hindu memuja Sanghyang Candra, serta saat rerainan tilem tiba para umat Hindu meyakini sebagai saatnya Sanghyang Surya beryoga, maka dipujalah beliau kala tilem. Latah orang tahu kalau umat Hindu itu meyakini ada yang namanya dewa tertinggi/tuhan, maka beliau disebut dengan nama Dewa Maha Dewa itulah sebutan untuk Dewa Siwa. Ada hari khusus untuk mengagungkan Dewa Siwa nama rerainannyapun disesuaikan dengan nama beliau : Siwa Ratri/Malam Siwa kala purwanining tilem sasih kepitu (sehari sebelum bulan mati di sasih kepitu) para umat Hindu lasimnya melakukan jagra/tidak tidur semalaman diisi dsengan kegiatan mesanti,membaca aneka lontar, sembahyang tengah malam. Berikutnya ada juga hari raya Hindu nan mendunia itulah Hari Raya Nyepi kala penanggal ping pisan/penanggal apisan/ hari pertama sasih kedasa, lewat hari hari Nyepi inilah para umat Hindu diharapkan dapat introspeksi diri,juga menenangkan pikirannya. Hari Raya Nawa Ratri/dasahara kala paruh terang bulan asuji (September-Oktober) serupa Galungan neng tanah Bali untuk memperingati kemenangan Dharma melawan Adharma. Hari Divali, sebagai perayaan kembalinya Sri Rama ke Ayodya, dilakoni dengan menyalakan lampu di seluruh kota di rayakan pada dua hari sebelum tilem kartika ( Oktober – November).  Ada juga namanya Hari Gayatri Japa sebagai hari untuk memperingati turunnya mantra gayatri yakni pada pangelong ping pisan/sehari setelah purnama sasih kasa/srawana ( Juli – Agustus). Selain Dewa Siwa memiliki hari istimewa, Dewa Surya juga punya, Hari Makara Sankranti demikian nama hari untuk mengagungkan Dewa Surya kala itulah pada kenyataannya matahari/sang surya bergerak kearah utara/menjauhi khatulistiwa (bulan Januari), khususnya neng India para umat Hindu banyak yang menyucikan diri di sungai Gangga serta sungai sungai suci lainnya. Untuk urusan welas asih, sebut saja kasih sayang para umat Hindu juga memiliki harinya : Hari Raksabandha kala itulah purnama sasih Srawana (Juli Agustus) riilnya kasih saying antara suami istri, keluarga,  “astungkara bermanfaat”

No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini