Para umat sedharma, pernah mendengar
sebutan Dewa Maha Dewa? Beliulah Dewa yang menduduki kedudukan tertinggi
diantara jajaran Para Dewa yang di agungkan oleh kita kita para umat sedharma,
Dewa Maha Dewa itu tertop diantara yang top, setelah wakilnya yang menyandang
nama Siwa Raditya/Dewa Matahari/Dewa Surya. Dewa Maha Dewa merupakan nama lain
dari Dewa Siwa beliau teragung karena berwarnakan lima warna/berumbun, dewa
yang menempati poros dari kesembilan mata angin Dewa Siwa itulah sejatinya yang
di sebut Tuhan/Hyang Widhi Sang Maha Pentakdir, maka tidaklah mengherankan di
saat malam purwanining tilem kepitu tiba semua doa dipanjatkan keharibaan Dewa
Siwa/Tuhan Nan Pengampun demi terampuninya semua dosa yang telah diperbuat,
yang disertai dengan rasa penyesalan tentunya. Kita para umat sedharma semuanya
meyakini bahwasanya para dewa itu bertempat di tempat yang tidak terjangkau
karena saking sucinya tempat itu, itulah dia sorga juga akherat neraka, jadi
Tuhan/Dewa Siwa itu ada di sana bukan di alam maya pada yang kotor ini, kotor utamanya
oleh kesekian tumpukan dosa, diantaranya ada dosa yang tak berampun/dosa yang
tidak pernah dapat pengampunan yakni selingkuh/memitra (bhs.Bali)
Para cendekiawan Hindu mengatakan
diantara kesekian lontar yang di sakralkan oleh para umat sedharma, ada lontar
yang bernama lontar Siwa Mandala, dalam lontar itulah di terangkan bahwa pada
suatu ketika berlangsung pertemuan antara para dewa di alam akherat yang
dipimpin oleh Dewa Siva, Dewa Surya-lah yang paling banyak mengemukakan ide/pendapat
juga gagasan. Karena kepandaian serta
ketampanannya (ingatlah dengan Dewi Kunti ibu para Pendawa juga
melahirkan seorang kesatria Karna, Dewa Surya-lah ayahnya), maka Dewa Siwa lalu
menunjuk Dewa Surya sebagai wakil beliau di dunia di dalam setiap
penyelenggaraan upacara yadnya. Dewa Surya diperkenankan menambahkan nama Dewa
Siwa di depan nama Dewa Surya, akhirnya disebutlah Siwa Raditya. Raditya atau
Aditya, merupakan sebutan lain dari pada Dewa Surya yang berarti Matahari. Karena
itu dalam setiap penyelenggaraan upacara yadnya, maka pertama-tama dilakukan
pemujaan terhadap Sanghyang Siwa Raditya, yaitu sebagai saksi jagat, bahwa seseorang telah melakukan upacara
yadnya,-
No comments:
Post a Comment