Thursday, January 24, 2019

Saksi membuktikan bahwa upacara yadnya itu telah dilaksanakan



Para umat sedharma, pernah mendengar sebutan Dewa Maha Dewa? Beliulah Dewa yang menduduki kedudukan tertinggi diantara jajaran Para Dewa yang di agungkan oleh kita kita para umat sedharma, Dewa Maha Dewa itu tertop diantara yang top, setelah wakilnya yang menyandang nama Siwa Raditya/Dewa Matahari/Dewa Surya. Dewa Maha Dewa merupakan nama lain dari Dewa Siwa beliau teragung karena berwarnakan lima warna/berumbun, dewa yang menempati poros dari kesembilan mata angin Dewa Siwa itulah sejatinya yang di sebut Tuhan/Hyang Widhi Sang Maha Pentakdir, maka tidaklah mengherankan di saat malam purwanining tilem kepitu tiba semua doa dipanjatkan keharibaan Dewa Siwa/Tuhan Nan Pengampun demi terampuninya semua dosa yang telah diperbuat, yang disertai dengan rasa penyesalan tentunya. Kita para umat sedharma semuanya meyakini bahwasanya para dewa itu bertempat di tempat yang tidak terjangkau karena saking sucinya tempat itu, itulah dia sorga juga akherat neraka, jadi Tuhan/Dewa Siwa itu ada di sana bukan di alam maya pada yang kotor ini, kotor utamanya oleh kesekian tumpukan dosa, diantaranya ada dosa yang tak berampun/dosa yang tidak pernah dapat pengampunan yakni selingkuh/memitra (bhs.Bali)


Para cendekiawan Hindu mengatakan diantara kesekian lontar yang di sakralkan oleh para umat sedharma, ada lontar yang bernama lontar Siwa Mandala, dalam lontar itulah di terangkan bahwa pada suatu ketika berlangsung pertemuan antara para dewa di alam akherat yang dipimpin oleh Dewa Siva, Dewa Surya-lah yang paling banyak mengemukakan ide/pendapat juga gagasan. Karena kepandaian serta  ketampanannya (ingatlah dengan Dewi Kunti ibu para Pendawa juga melahirkan seorang kesatria Karna, Dewa Surya-lah ayahnya), maka Dewa Siwa lalu menunjuk Dewa Surya sebagai wakil beliau di dunia di dalam setiap penyelenggaraan upacara yadnya. Dewa Surya diperkenankan menambahkan nama Dewa Siwa di depan nama Dewa Surya, akhirnya disebutlah Siwa Raditya. Raditya atau Aditya, merupakan sebutan lain dari pada Dewa Surya yang berarti Matahari. Karena itu dalam setiap penyelenggaraan upacara yadnya, maka pertama-tama dilakukan pemujaan terhadap Sanghyang Siwa Raditya, yaitu sebagai saksi jagat,  bahwa seseorang telah melakukan upacara yadnya,-

No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini