Friday, July 15, 2016

Otonan itu ada nilai rohaninya




Kembali kita ke rutinitas ritual keagamaan umat Hindu, walau tidak tersangkal Hindu itu merupakan sekelompok orang-orang kafir di mata mereka yang selalu menyaksikan kuman di sebrang lautan tapi mereka tidak pernah mampu melihat secara nyata utuh gajah di pelupuk matanya. Dalam ajaran Hindu jamak orang tahu, ada suatu istilah yang disebut upacara/ ritual yang mana upacara itu merupakan korban/pengorbanan suci kepadaNya, atau ada juga yang mengartikan sebelum kita meminta kita wajib memberikan, ada juga yang mengatakan upacara/ritual keagamaan Hindu itu merupakan ungkapan rasa terima kasih umat kepadaNya atas semua limpahan rahmatNya yang berupa sandang, pangan serta papan di tengah-tengah kesehatan para umat. Diantara kita yang sefaham sebut saja sekelompok orang-orang penganut dan pencinta suatu agama, upacara/ritual keagamaan Hindu itu juga ada nilai filsafatnya ; upacara dalam Hindu itu merupakan cara-cara melakukan hubungan antara atman dengan parama atman, antara manusia dengan penciptanya (Hyang Widhi beserta semua manifestasiNya), dengan jalan yadnya (korban suci) untuk tercapainya kesucian jiwa, via panca yadnya ; Dewa yadnya, Pitra Yadnya, Rsi Yadnya, Bhuta yadnya, dan Manusa yadnya.


Khusus tentang manusa yadnya, tiada lain merupakan pengorbanan suci para umat Hindu yang ditujukan untuk kesempurnaan hidup manusia, diantaranya : mengadakan selamatan pada waktu bayi dalam kandungan/gharba wedana/megedong-gedongan, bayi baru lahir, saat bayi berumur ebulan pitung dina (42 hari)/ tutug kambuhan, bayi umur 3 bulan (nelu bulanin), bayi umur 6 bulan (peweton/oton), anak yang telah beranjak dewasa/ rajaswala, upacara potong gigi/mepandes/metatah, dan upacara perkawinan/wiwaha. Tentang otonan itu, otonan tidaklah mesti dibuatkan dengan upacara yang besar/berlebih apa lagi mewah, yang terpenting adalah nilai rohaninya, sehingga sesuai harapan nilai itu dapat mentransformasikan aneka pencerahan kepada setiap orang yang diupacarai/ dioton. Betapa tiada bergunanya otonan yang besar jika si anak tidak pernah diajarkan untuk sungkem juga hormat (menghargai) orang-orang yang lebih tua ataupun orang-orang yang dituakan. Dengan selalu dibuatkan banten oton, harapan para umat Hindu adalah kedepannya si anak dapat merubah prilaku yang tidak benar menjadi tindakan yang santun berbudhi baik, hormat, bijak sana serta welas asih dan pada akhirnya sepanjang ayatnya dapat hidup bermasyarakat  dengan baik. Amat diyakini  jika suatu upacara otonan dilaksanakan dengan sedhana akan mengarahkan orang/ sianak kepada realisasi diri yang tertinggi. karena dalam upacara otonan terkandung makna, bahwa kita berasal dariNya/Brahman dan pada saat nanti harus kembali kepadaNya. Bukan menjelekkan/ mengatakan bahwa hari ulang tahun itu jelek, tapi dalam ajaran Hindu ulang tahun itu tidak diwajibkan, tapi beda halnya dengan upacara otonan. Karena di saat otonan itu, kita memanjatkan do’a/ puja kepadaNya/ Hyang Widhi serta kepada para leluhur atas perkenanNya roh/atma bisa menjelma kembali menjadi manusia, juga saat otonan itu mohon keselamatan dan kesejahtraan  dalam menempuh kehidupan selanjutnya.-

No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini