Tuesday, March 1, 2016

Loro Jonggrang ( Dara Jonggrang / Gadis Jangkung )



Suksema agung Pak Jokowi sampun ledang ngerawuhin Tawur Agung Kesanga ring Candi Hindu Perambanan rahinane mangkin... Teruslah menjadi Bapak Bangsa yg pro pluralisme. Dumogi damai lan jaya Indonesia tercinta kita dibawah Pak Jokowi. Shanti. [ menjelang tahun saka anyar 1938]

Janganlah sampai lupa ada kata Loro Jonggrang dalam pikiran kita, maka ingatlah juga akan kata Prambanan dan kata Jogja/Yogya. Jogja/Yogya itu ibarat batu mulia dia adalah salah satu mutiara yang di miliki oleh bangsa besar Indonesia. Sedemikian berharganya sedemikian indahnya dalam bayangan semua orang sebelum dapat menginjakkan kaki di daerah Jogja, tapi memanglah demikian adanya sejujurnya. Jogja/Yogya memang indah dengan panorama alam bukit kidulnya yang tiada lain merupakan kelanjutan dari pegunungan seribu yang keloktah berpemandangan alam nan permai.Di Bukit Kidul itulah seakan tumbuh kokoh dari dalam tanah beberapa buah candi peninggalan nenek moyang bangsa ( Candi Bubrah, Candi Plaosan, Candi/Kraton Ratu Boko, Candi Banyunibo, Candi Sari, Candi Kalasan/permata kesenian Jateng, Candi Sambisari, dan Percandian Prambanan : Candi Siwa,Candi Brahma, Candi Wisnu, Candi Nandi, Candi Angsa, Candi Garuda, Candi Apit, Candi Kelir, dan Candi Sudut )

prosesi keagamaan menjelang pergantian tahun saka ke tahun saka 1938
prosesi keagamaan menjelang pergantian tahun saka ke tahun saka 1938

Hingga di tahun dua ribuan, NKRI kembali memasuki suatu era, era batu, yakni era batu akik peninggalan besar nenek moyang bangsa masih tegar kokoh berdiri seakan tiada lekang oleh hempasan angin sepanjang musim silih berganti,  walau nyata perubahan tetap merongrong dari waktu ke waktu. Sebut saja sesuai lazimnya, Candi Loro Jonggrang yang acap di sebut Candi Prambanan tepatnya Percandian Prambanan terletak/berlokasi  persis di perbatasan dua daerah tingkat satu ( Jateng dan DIY ), 17 Km di timurnya kota Jogja, dan 53 Km di baratnya kota Solo ( sekitar 200 meter di utaranya Jalan Raya Jogja – Solo, di timurnya sungai Opak ).  Sejatinya kita semua harus memilih mau percaya dengan legenda atau beberapa bukti tertulis/terpahat/sejarah,  tentang keberadaan Percandian/sekelompok candi Prambanan yang kokoh indah itu. [ Versi Legenda : Konon pada zamannya di daerah Prambanan ada dua buah kerajaan Hindu : Pengging dan Boko, Kerajaan Pengging sedemikian subur makmurnya dengan rajanya Prabu Damar Moyo berputra Raden Bandung Bondowoso. Kerajaan yang satunya merupakan kerajaan bawahan yakni kerajaan Kraton Boko dengan rajanya Prabu Boko berputri cuantik jelita bak bidadari bernama Putri Loro Jonggarang, merupakan seorang gadis/putri yang tinggi jangkung. Suatu hari yang telah direncanakan Prabu Boko membrontak, untuk memadamkan pembrontakan dibebankan kepada Raden Bandung Bondowoso oleh ayahandanya. Apes bagi para pembrontak Raden Bandung Bondowoso dengan kesaktian dan kedigjayaannya dapat membinasakan Prabu Boko. Sisa-sisa pasukannya di kejar hingga ke kraton Boko. Atas kehendakNya berjumpalah Raden Bandung Bondowoso dengan Si Putri Jangkung yang cuantiks, dan akhirnya ada yang jatuh. Raden Bandung Bondowoso ingin mempersunting Putri Loro Jonggrang sebagai istri. Namun lamarannya ditolak, karena Sang Pangeran telah membunuh ayah Sang Putri.  Tapi pada akhirnya, Putri Loro Jonggrang mau diperistri dengan dua syarat. Pertama agar Si Putri Jangkung dibuatkan sumur jalatunda, dan yang ke dua agar Sang Putri dibuatkan 1000 Candi dengan patungnya dalam semalam. Raden Bandung Bondowoso menyanggupi kedua syarat berat itu. Dikisahkan sumurpun telah selesai dibuat, setelah diperiksa oleh Putri Loro Jonggrang maka Sang Putri menyuruh Raden Bandung Bondowoso masuk ke dalamnya, lalu Si Putri Jangkung memerintahkan patihnya untuk secepat mungkin menimbun sumur dengan batu.Perkiraan Sang Putri dan patihnya, bahwa Raden Bandung Bondowoso telah tewas, namun Tuhan berkehendak lain Sang Pangeran bersemadi, dan keluar dari sumur jalatunda dengan selamat segar bugar menemuni Si Putri Jangkung. Persyaratan yang keduapun di minta oleh Putri Loro Jonggrang, singkat ceritra Raden Bandung Bondowoso meminta bantuan para mahluk halus / jin (teman dan saudaranya). Akan tetapi di pihaknya Putri  Loro Jonggrang ingin menggagalkan usaha Bandung Bondowoso untuk mewujudkan 1000 candi dalam semalam. Maka diperintahkanlah kepada semua gadis di sekitar Prambanan untuk menumbuk padi dan membakar jerami, agar seakan-akan fajar telah menyingsing, dan ayam berkokok. Mendengar ayam berkokok dan orang menumbuk padi, maka para jin berhenti membuat candi, dan melaporkan kepada Raden Bandung Bondowoso bahwa jin tidak bisa meneruskan membuat candi, yang kurang lagi satu karena pagi telah tiba. Namun firasat Raden Bandung Bondowoso mengatakan pagi sejatinya belumlah tiba, maka dipanggillah Putri Loro Jonggrang disuruh menghitung candi berikut patungnya, ternyata jumlahnya baru Sembilan ratus sembilan puluh sembilan buah, jadi kurang satu candi.Dengan demikian Si Putri Jangkung tidak mau dipersunting Raden Bandung Bandowoso, sadar telah ditipu maka Raden Bandung Bondowoso marah besar/murka. Atas kehendakNya kata-kata Raden Bandung Bondowoso menjadi kutukan nan mumpuni “ Hai Loro Jonggrang, candi kurang satu untuk menjadi genap seribu, engkaulah orangnya” Keajaiban nyata saat itu, Putri Loro Jonggrang berubah wujud menjadi arca/patung batu yang tinggi. ] 

pratima ganesha nusantara selalu auranya wow dan seperti hidup..bahkan yang baru diangkat dari dalam tanah..antara lain..pratima Ganesha candi prambanan ..candi kimpulan ..kampus uii yogya..ganesha yang ditemukan di kecamatan wagir malang jawa timur ..ganesha boro malang jawa timur serta ganesha dari desa piyungan bantul..yang baru diangkat setelah terkubur 1100 tahun..menurut psarsa arkeolog..yang juga salah satu ganesha tertua..
 

” Selamat menjalankan catur brata penyepian bagi umat Hindu di seluruh nusantara. Dalam keheningan Nyepi, kita bisa menemukan kedamaian dalam harmoni. Harmoni hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa, harmoni dengan sesama, harmoni dengan alam. Semoga di tahun baru Saka 1938, umat Hindu bisa membangun kehidupan yang baru “


 { Versi Sejarah : Candi Prambanan, merupakan sekelompok percandian Hindu yang dahulu dibangun oleh para dinasti Sanjaya di abad ke 9, dan ditemukan kata Pikatan pada candi, pendapat yang satu ini ada benarnya, bahwa candi candi itu dibangun oleh Rakai Pikatan yang pada akhirnya dituntaskan oleh Rakai Balitung, disebut  sebagai manifest politik, demi meneguhkan kedudukannya sebagai raja yang besar di eranya.Tentang Candi/Kraton Boko, sedemikian besar bedanya dibandingkan bangunan-bangunan candi yang lain sesamanya dan lebih mengesankan sebuah kraton/istana raja. Amat dipercaya, Bala Putra Dewa dari dinasti Syailendra yang beragama Budha mendirikannya di abad 9, sebagai benteng pertahanan nan strategis terhadap Rakai Pikatan (legenda : merupakan istana Ratu Boko ayah Loro Jonggrang/Putri Jangkung). }

Nb : pada bagian tertentu Candi memakai perekat yang bernama bajralepa/sejenis semen kuno.



No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini