Selain dengan kulkul, isyarat oleh umat Hindu khususnya Hindu Bali juga ada serana yang lainnya sunari misalnya
Memaparkan tentang yang khas-khas yang ada di kalangan umat Hindu lebih-lebih
umat Hindu pribumi tanah Bali serasa tiada habis-habisnya, karena sudahlah
pasti melebihi ceritra 1001 malam. Lagi pula aneka hal yang menarik itu
semuanya bernuansa kebudayaan bernapaskan kehinduan Hindu Bali yang identik juga dengan taksu Bali ( Bali metaksu).
Seperti lazimnya kita telaah bidang sepiritual Hindu di pulau Bali misalnya
dalam hal perlengkapan serana upakaranya yang acap di sebut korban suci. Korban sucinya umat Hindu itu ada tingkatan-tingkatannya (
nista, madya, dan utama) ada juga yang digolongkan karya agung, ngenteg linggih
pada suatu pura misalnya.
Syarat utama suatu korban suci / ritual keagamaan Hindu bisa
dilaksanakan yakni para umat harus dalam keadaan bersih dalam artian suasana
suci ( tidak ada kematian/cuntaka/ sebel (bhs.Bali), khususnya para wanita
tidak dalam keadaan datang bulan/haid/menstruasi ), itu syarat utama/mutlaknya.
Demikian juga halnya tempat yang disucikan/dianggap suci sakral misalnya pura,
amat dilarang untuk di datangi oleh wanita yang sedang datang bulan atau semua
orang yang dalam keadaan cuntaka/kematian. Khususnya jika akan dilaksanakan
suatu ritual keagamaan Hindu yang tergolong besar (karya agung), contohnya
ngenteg linggih pada tempat yang akan diadakan ritual itu jauh-jauh hari telah
disterilkan. Dan juga lebih lanjut saat karya agung itu dilaksanakan, umat
Hindu (baca Hindu Bali) memiliki suatu serana upacara yang dipakai untuk
mewartakan/semacam pemberitahuan bahwa di tempat itu tengah dilangsungkan
ritual keagamaan/ karya agung, dengan tujuan mereka yang merasakan dirinya
dalam kondisi kotor dalam artian cuntaka/sebel tidak melintas di areal upacara.Sunari nama alat itu.
persiapan nanceb sunari saat nuasen karya ngenteg linggih di pura puseh Durentaluh tahun 2016 |
saat nanceb sunari karya ngenteg linggih di pura puseh Durentaluh saka 1938 |
Tentang sunari, alat keagamaan yang satu ini jarang di pakai
(hanya dipakai saat-saat ada karya agung). Untuk membuat yang namanya sunari
tidak bisa di lakukan oleh warga kebanyakan, mereka yang membuat sunari itu
adalah orang-orang pilihan yang punya ketrampilan khusus yang tahu persis tentang
seluk beluk sunari, tapini namanya. Umumnya dibuat dari salah satu jenis bambu
( bambu/tiying tamblang ) bambu dilobangi sedemikian rupa, dan pada saatnya di
terpa angin akan mengeluarkan suara nan merdu melengking seperti suara suling.
Dengan adanya suara sunari itu, diharapkan wangsit tentang adanya karya agung sampai ke kalangan
widyadara widyadari di kahyangan yang nantinya dapat memberikan restu mulya
jalannya ritual akan lancar. Dalam hal memberikan pertanda kepada khalayak
bahwa di tempat tersebut ada karya agung, maka sunari itu dibuat tinggi setinggi
penjor pada umumnya, dan di ujungnya di isi benda yang dapat dihempaskan angin
sejenis ujungnya baling-baling mainan di sawah, yang lumrah dipakai adalah
ijuk. Sunari itu dipasang, nanceb sunari bahasa Balinya adalah biasanya saat
nuasen karya ( hari yang dianggap baik untuk memulai rangkaian upacara/ritual)
Contoh : di desa Pakraman Durentaluh Desa Belimbing Kabupaten Tabanan pada
tanggal 10 Mei 2016 Anggarakasih Perangbakat, penanggal kaping pat sasih
Mala Jeyestha saka 1938 diadakan upacara memungkah dan ngenteg linggih di pura
puseh, nuasen karya dan nanceb sunari pada Tumpek Klurut 26 Maret 2016 panglong
ping tiga sasih kedasa saka 1938.
No comments:
Post a Comment