Perkawinan adalah ikatan lahir bathin antara seorang pria
dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga
/rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa perkawinan memiliki hubungan yang amat
erat dengan agama, karena bukan hanya berupa unsur jasmani namun juga
rohani/batin. Bukan juga hanya sekedar hubungan biologis yang dapat legalitas
via hukum sehingga mereka dapat secara
leluasa memenuhi kebutuhan seks mereka, namun lebih dari itu. Perkawinan
atau dunia Hindu menamai wiwaha, identik
nian dengan upacara yadnya, legalnya suatu perkawinan adalah ditandai dengan
pelaksanaan ritual, yakni upacara wiwaha
minimal upacara byakala. Upacara
tersebutpun mesti disertai oleh yang namanya saksi, tri saksi itulah yang wajib
ada : Dewa Saksi, manusia saksi, dan butha saksi.
upacara perkawinan/wiwaha di desa Belimbing Pupuan Tabanan |
upacara perkawinan/wiwaha di desa Belimbing Pupuan Tabanan |
Khusus bagi penganut Hindu, soal perkawinan memiliki
arti serta kedudukan yang amat khusus
dalam kehidupannya. Dalam kitab suci Hindu bagian smrti, perkawinan itu punya
nama yakni wiwaha, dimana perkawinan itu di uraikan bahwa merupakan peraturan
yang menjadi sumber juga pedoman dalam meneruskan pembinaan hukum Hindu di
bidang perkawinan. Dinyatakan juga bahwa perkawinan itu bersifat relegius dan
obligator. Lantaran berkaitan dengan kewajiban seseorang untuk punya keturunan
serta diyakini sebagai penebus dosa-dosa orang tua dengan jalan melahirkan seorang putra. Dalam
prosesi perkawinan/wiwaha tentu ada yang namanya asmara yang bernuansa keindahan. Dalam kitab suci Hindu
bagian smrti/upaweda konon telah tersaji dengan panjang tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan asmara, dan seni atau
rasa indah. Dalam upaya untuk mewujudkan
salah satu tujuan hidup para umat Hindu dipandang perlu untuk membangkitkan
aneka rasa indah itu. Kebangkitan dari rasa nan indah itu, umat terbentuk untuk
berbakti kepadaNya, hendaknya dipedomani oleh ajaran smrti/upaweda khususnya
kama sastra. Dengan demikian yang namanya asmara dan rasa indah, yang muncul
nantinya akan terarah dan bernilai
positif. Diantara semua kitab kama sastra yang lumayan tersohor adalah karya
Bhagawan Watsyayana.-
No comments:
Post a Comment