Saturday, September 6, 2014

Diberi gelar Mpu Raja Kerta




Bali, tanah Bali yang disanjung-sanjung  para warga bumi sejagat, konon kemarin dulu sistim kemasyaratannya pernah tiada menentu, amburadul begitulah. Pertentangan  aneka faham yang berbau kepercayaan  terjadi sepanjang waktu, hingga sampai-sampai  sang penguasa tanah Balipun tiada berdaya menertibkannya. Namanya saja perselisihan faham, sudah tentu riak kehidupanpun mencuat keamanan dan kenyamanan memujaNyapun tiada aman.

desa belimbing, diselatannya villa KCB
desa belimbing, diselatannya villa KCB

Pada era pemerintahan Prabhu Udayana di Bali, dan pada zaman itulah aneka gejolak riak di tataran horizontal masyarakat terjadi. Maka mungkin atas usulan para pembantu raja, maka diundanglah seorang Mpu dari tanah Jawi, beliau terkenal mumpuni dalam bidang pemerintahan juga hukum, pengetahuan ekonomi Sang Mpu juga meyakinkan. Beliau adalah Mpu Kuturan, konon di abad ke 10 Masehi beliau telah menginjakkan kakinya di tanah Bali. Karena kemampuan Sang Mpu, maka perubahan pesatpun terjadi di kalangan sistim kemasyaratan di tanah Bali. Tidak hanya tentang keyakinan kepadaNya, dalam hal mencari penghidupan (baca bertani) juga di rombak oleh Sang Mpu. Katakanlah pada masa-masa itu Sang Mpu bertugas dari desa ke desa memberi wejangan mungkin setara penyuluh lapangan kalau kita ibaratkan dengan zaman kini. Yang namanya tanah Bali itu, selain disayang para Dewata keadaan tanahnya dari ujung yang satu hingga keujung-ujung lainnya adalah subur, jika diolah dengan cara benar Sang Mpu yakin semua rakyat tanah Bali tidak akan kekurangan pangan, walaupun tidak makmur.

desa belimbing, diselatannya villa KCB
desa belimbing, diselatannya villa KCB
Add caption

Kejadiannya ribuan tahun silam, hanya bukti-bukti tertulislah yang dapat kita yakini kalau Sang Mpu pernah datang ke Bali, dan pernah berbuat demi kemanusiaan di tanah Bali. Di tanah Bali ada dan pernah ditemukan sebuah bahasa tulis, pada sebuah prasasti : pandak bandung yang berangka tahun 1071 Masehi, ada tertera kata “ kasuakan “ yang konon artinya “ Subak”. Kalau semua informasi benar adanya maka organisasi subak di tanah Bali memang benar demikian adanya “ telah berumur ribuan tahun “, dan tidaklah salah jika terpilih sebagai  warisan budaya dunia. Disamping karena unik, juga nyata-nyata telah mampu bertahan hingga lestari tiada lekang oleh sang waktu. Berkat jasa-jasa Sang Mpulah jadi bertambah satu jenis kebudayaan di tanah Bali, yang pada kenyataannya melahirkan bentangan panorama alam nan indah permai menghijau seluas mana memandang. Jasa Sang Mpu amat besar dalam bidang sistim kemasyarakatan ( dalam hal keberadaan subak, dan keyakinan kepada Sang Pencipta : Tri Murti yang terkait dengan Tri Kahyangan) maka Sang Mpu di beri gelar “Mpu Raja Kerta”

halaman villa KCB  (Desa Belimbing,Pupuan, Tabanan)

Dari sejak nguni/ ribuan tahun silam organisasi subak telah ada dan terterapkan di tanah Bali, jadi cara bertani/olah tanahnyapun tentu telah menahun. Maka jadilah tanah Bali, dan khususnya Desa Belimbing sebagai daerah dambaan para wisman serta wisnu. Panorama alam tanah Bali juga Desa Belimbing sebagian besarnya adalah berupa tanah persawahan bertipe terasering. Desa Belimbing nyata-nyata merupakan bagian wilayah kabupaten Tabanan, Tabanan itu secara nasional di akui sebagai lumbung berasnya tanah Bali. Hingga di era reformasi ini di Desa Desa Belimbing bentangan sawah hijau membiru, masih indah lestari berkelok-kelok terhiaskan gemercik air, air yang setia merembes sepanjang tahun dari hutannya gunung Batukaru. Daerah Tujuan Wisata Alam, demikian julukan yang tersandang kini oleh Desa Belimbing. Di dukung oleh fasilitas/akomodasai wisata yang lumayan, Desa Belimbingpun telah mulai memanggil...................


No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini