Para warga tanah Bali khususnya umat Hindu tahu tentang orang
sucinya yang berasal dari tanah Jawa yang satu ini, beliau adalah Danghyang
Nirartha/Danghyang Dwijendra. Pendeta Hindu ini diperkirakan lebih dari sekali
melakukan Dharma Yatra ke tanah Bali. Ada sepenggal kisah yang diperkirakan
terjadi sekitar di era 1478 s.d 1479 SM, yakni kala perjalanan Dharma Yatra
sang pendeta yang kedua kalinya.
" Pura Prapat Agung " di TNBB |
" Pura Prapat Agung " di TNBB |
Ada beberapa sumber mengatakan, saat dharma yatra yang kedua
Danghyang Nirartha diantaranya melakukan perjalanan guna mencari para putranya
yang terpencar. Diantaranya adalah Ida Mas Swabawa, banyak aral yang sang
pandita temui : diantara aral itu ada berupa kegelapan yang di ciptakan oleh
Ida Bhatara Maha Dewa dengan tujuan agar sang pendeta tidak bisa melihat
apa-apa termasuk untuk menemukan putranya. Singkat cerita terjadilah perang
adnyana / adu kesaktian antara sang pendeta dengan Bhatara Maha Dewa. Maka
Danghyang Nirartha melakukan yoga, mengeluarkan puja weda Sulambang Geni serta
puja weda Seraga, cakra Rencana juga dikeluarkan oleh sang pendeta demi
menerangi yang namanya kegelapan. Dari yoga sang pendeta itulah, beliau merasa
iba hati dengan kerumunan para hewan yang kehausan. Maka sang pendeta lalu menciptakan sebuah
telaga/kolam untuk hewan-hewan itu. Hingga kini kolam ciptaan Dangyang Nirartha
itu tidak pernah kering, walau bagaimanapun panjangnya kemarau. “Tirtha Blonyoh
“, demikian nama kolam itu yang nyata memiliki tiga jenis warna dalam sekolam :
bening, kemerahan dan warna kekuningan. Kala
itu kembali teranglah wilayah Pulaki.
" Pura Prapat Agung " di TNBB |
Nama Prapat Agung sejatinya tidak cukup hanya diberi satu
arti, Prapat Agung sesungguhnya adalah sebuah pintu, “pintu niskala” yang
dibuat oleh Danghyang Nirartha demi
menghindarkan tanah Bali dari masuknya berbagai hal negatif. Atau dapat jua
diartikan sebagai empat pintu yang diciptakan untuk menutup semua hal yang
buruk yang ingin masuk ke wilayah tanah Bali.” Astungkara”.
Sumber : surat
kabar bali post, edisi minggu pon
23/2/2014.
No comments:
Post a Comment