Ada suatu tempat yang memiliki ketinggian 2.211 meter dari
permukaan laut, maka tempat itu jelaslah dinamai gunung. Merupakan suatu
komplek gunung berapi, ada pada wilayah Kabupaten Bogor dan Sukabumi, dan
terkatagori sebuah kawasan taman nasional, taman nasional Gunung Halimun –
Salak. Tidak sedikit yang mengira, asal nama salak adalah dari tanaman salak,
namun sejatinya berasal dari kata bahasa sansekerta, “ salaka “ yang
berarti “ perak “.
Terintis sejak tahun 1995, yang sebelumnya merupakan candi
dengan patung macan berwarna putih dan
hitam, sebagai penghormatan terhadap kerajaan Padjadjaran kerajaan Hindu terakhir di tanah parahyangan.
Ditempat itu pulalah Prabu Siliwangi menghilang bersama para prajuritnya,
disamping merupakan tempat istana Prabu Siliwangi serta semua leluhur
Jawa Barat. ( konon di tempat ini juga kerajaan Padjadjaran di bawah pemerintahan Prabu Siliwangi pernah
berdiri ). Bagi para umat Hindu Gunung Salak merupakan salah satu tempat
tirthayatra favorit, di kaki Gunung salaklah berdiri sebuah pura Hindu “ Pura Parahyangan
Agung Jagatkartta “ yang artinya alam dewata yang amat sempurna kesuciannya,
juga merupakan pura terbesar di Jawa Barat. Penataran pura ini mengikuti konsep
Nista Mandala, Madya Mandala, dan Utama Mandala. Demi terjaganya selalu
kebersihan di pura ini, pemedek dilarang mengenakan alas kaki saat sembahyang.
Seperti halnya yang acap terjadi di Pura Tanah Lot Tabanan Bali, di pura
Parahyangan Agung Jagatkartta acap
terjadi sesuatu yang terkatagori relegius misalnya ada penampakan. Misalnya
pemedek yang dari tanah Bali bernama Asti, ia melihat penampakan seorang
perempuan membawa tirtha dan sosok orang yang memakai jubah bak raja. “ saya
merinding melihatnya”, kata perempuan itu. Setelah diceritrakan kepada teman
yang memandu tirthayatra, Asti diberitahu tentang kemungkinan penampakan itu “Prabu
Siliwangi”.-
Sumber dan
foto : koran mingguan tokoh edisi 28/10 – 3/11/2013.
No comments:
Post a Comment