Monday, January 13, 2014

Imunisasi untuk para bayi



Sejalan dengan maju pesatnya ilmu pengobatan/ kedokteran pesat jualah perkembangan berbagai jenis penyakit, contoh ekstrimsnya kini adalah HIV/aids.  Namun demikian tidak cuma HIV/aids yang mengancam kesehatan seseorang, sejatinya  penyakit itu telah lama ditemukan vaksinnyapun juga telah ditemukan, terpakai dalam serangkaian imunisasi wajib bagi para balita dan bayi.  Diantara penyakit yang tergolong wajib diwaspadai dan juga mesti dicegah sedini mungkin : difteri, hapatitis B, serta yang lainnya.

Bukti majunya ilmu kedokteran adalah telah ditemukannya suatu cara mencegah suatu penyakit dengan imunisasi. Yang dimaksud imunisasi adalah : pemberian vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu. Yang kini telah berjalan di NKRI ini adalah imunisasi rutin ( kegiatan imunisasi yang secara rutin dan terus menerus dilakukan  pada perioede waktu yang telah ditetapkan, berdasarkan kelompok usia, sasaran, dan tempat pelayanan). Diantara kebaikan imunisasi, juga ada yang namanya efek samping. Efek samping yang timbul merupakan suatu pertanda baik yang membuktikan bahwa vaksin benar-benar bekerja secara tepat, dengan efek antara lain : pada BCG , terjadi pembengkakan kecil dan merah setelah 2 minggu,di tempat suntikan. Akan jadi abses kecil dalam tempo 2 s.d 3 minggu, luka akan sembuh sendiri dengan meninggalkan luka parut.  Pada DPT, kebanyakan bayi menderita panas kala sore hari setelah imunisasi DPT, panasnya akan normal dalam waktu 2 hari kedepan, ada juga yang merasa nyeri, sakit, merah, namun akan sembuh sendiri.

DPT ( Difteri, Pertusis, Tetanus ). Penyakit difteri adalah penyakit menular yang menimbulkan demam mendadak dan sakit pada tenggorokan  serta hidung yang disebabkan oleh bakteri difteri. Penularannya melalui udara/pernafasan  saat penderita batuk / bersin. Ada juga penyakit yang menyerang bayi yang berumur kurang dari sebulan dengan gejala kejang penyebabnya bakteri tetanus,penyakitnya tetanus neonatorum. Menularnya : bakteri tetanus masuk via tali pusat/placenta kala persalinan dan perawatan tali pusat yang kurang baik.

Beberapa tahun belakangan ini telah ditemukan juga suatu vaksin yang disebut vaksin hapatitis B, suatu vaksin yang bermanfaat untuk mencegah penyakit hepatitis/penyakit kuning pada seseorang. (penyakit hepatitis B / sakit kuning, merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus hepatitis B yang menyerang hati, dan dapat bersifat mendadak atau menahun. Pada bagian kecil dapat berlanjut menjadi sirosis hati / kanker hati ) Penularan hepatitis B dapat terjadi pengidap virus hepatitis B ke bayi yang dikandungnya/dilahirkan, Penularan yang lain dapat jua dari hubungan seks, penggunaan alat suntik yang tercemar, tatto, tusuk jarum, tranfusi darah, pemakaian pisau cukur dan sikat gigi secara sama-sama. Di zaman ini dicegah dengan pemberian imunisasi hepatitis B pada bayi usia 0 s.d 7 hari satu kali, dilanjutkan dengan imunisasi DPT/HB saat usia 2, 3, dan 4 bulan.

No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini