makna dan
arti canang dalam persembahyangan
Umat hindu dalam persembahyangangan selalu menggunakan sarana salah satunya yaitu canang. Tetapi apakah sudah tau apa arti dan makna canang sebagai sarana dalam persembahyangan?? Kadang-kadang pertanyaan kecil seperti ini yang diucapkan oleh teman-teman yang berbeda keyakinan membingungkan untuk dijawab. Begitu juga untuk meningkatkan bhakti dalam persembahyangan pengetahuan dan arti sarana persembahyangan sangat penting.
Dalam buku “sembahyang menurut hindu” disebutkan kata canang berasal dari bahasa jawa kuno yang berarti sirih, untuk disuguhkan kepada tamu yang amat dihormati. Zaman dahulu sirih sangat bernilai tinggi dan sebagai lambang penghormatan. Setelah agama hindu berkembang di Bali sirih menjadi unsur yang sangat penting dalam upacara agama dan kegiatan-kegiatan adat lainnya. canang adalah sirih itu sendiri, betapapun indahnya canang kalau tidak dilengkapi dengan porosan yang bahan dasarnya sirih, belumlah canang itu namanya.
Perlengkapan canang yaitu ceper atau daun pisang sebagai alas, di atasnya berturut-turut disusun perlengkapan yang lain seperti pelawa (daun-daunan), porosan yang terdiri dari sirih , kapur dan pinang lalu dijepit dengan sebuah janur, di atasnya diisi tangkih/kojong dari janur yang berbentuk bundar disebut urrassari, dapat juga ditambahkan dengan pandan arum yang diisi dengan wangi-wangian.
Dari unsur-unsur pokok canang sari itu maka akan terrlihat jelas arti dan makna canang , unsur pokoknya dan artinya adalah sebagai berikut:
1. Ceper/ daun pisang sebagai alas dan tempat meletakkan unsur-unsur pembentuk canang.
2. Porosan, porosan terdiri dari pinang dan kapur (pamor) yang dibungkus dengan daun sirih. Lontar yadnya prakerti menyebutkan: pinang, kapur dan sirih adalah lambang pemujaan tuhan dalam manifestasinya sebagai Sang Hyang Tri Murti. Pinang melambangkan pemujaan kepada dewa Brahma sebagai pencipta , sirih melambangkan pemujaan kepada dewa Wisnu sebagai pemelihara dan kapur Melambangkan pemujaan Kepada Dewa Siwa sebagai pelebur. Jadi makna porosan yaitu memohon tuntunan dan kekuatan dari Tuhan yang Maha Esa dalam manifestasinya sebagai Dewa Tri Murti agar dapat menciptakan sesuatu yang baik , memelihara sesuatu yang baik , dan meniadakan sesuatu yang bernilai negatif, untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak dan semakin baik.
3. Plawa atau daun-daunan. Dalam lontar yadnya prakerti disebutkan bahwa plawa merupakan lambang tumbuhnya pikiran yang hening dan suci. Jadi dalam memuja tuhan harus dengan pikiran yang hening dan suci. Karena pikiran yang tumbuh menuju kesucian dan keheningan itulah yang dapat menangkal pengaruh buruk dari nafsu duniawi.
4. Bunga. Bunga merupakan lambang keiklasan. Memuja tuhan harus dengan hati yang iklas dan suci dari hati yang terdalam. dalam hidup kita harus mampu mengiklaskan diri dari berbagai ikatan duniawi sebab cepat atau lambat dunia ini akan kita tinggalkan karena tidak ada yang kekal di dunia ini.
5. Jejaritan, reringgitan atau tetuwasan. Jejaritan merupakan lambang ketetapan dan kelanggengan pikiran. Hidup ini banyak sekali godaan-godaan yang bersifat duniawi yang datang silih berganti yang menggoyahkan pikiran suci kita untuk menuju kebaikan. Maka tetaplah menuju jalan suci yaitu jalan menuju kebenaran tuhan.
6. Urassari, Urassari berbentuk garis silang yang menyurpai tapak dara atau bentuk sederhana dari swastika (perputaran alam yang seimbang). Urassari yang disusun dengan jejaritan akan membentuk lingkaran padma astadala yang merupakan lambang stana tuhan dengan delapan penjuru mata anginnya. Jadi sampian urassari merupakan lambang permohonan kepada tuhan semoga dalam lingkungan hidup kita selaras dan seimbang.
Canang sari terbentuk dari beberapa unsur seperti dijelaskan diatas dan dapat ditarik kesimpulan bahwa canang mengandung arti dan makna perjuangan hidup manusia dengan selalu memohon bantuan dan perlindungan tuhan,untuk menciptakan, memelihara, dan meniadakan. Semuanya demi suksesnya cita-cita hidup manusia yakni kebahagiaan.
Pemujaan hidup harus melalui usaha untuk menumbuhkan pikiran jernih dan suci didasarkan atas ketulus iklasan, beryadnya, berbakti, dan mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa, kepada sesama manusia, dan kepada alam lingkungan. Bhagavadgita III,10 disebutkan prajapati (Tuhan) Praja (manusia dan Mahluk lainnya), kamandhuk (alam semesta)
Begitu tingginya filsafat yang dimiliki oleh symbol canang. Yang divisualisasikan dalam bentuk banten yang indah. Dengan kata lain canang adalah bahasa agama hindu dalam bentuk simbul yang dapat memberikan berbagai keterangan tentang arti dan makna hidup didunia ini.
Umat hindu dalam persembahyangangan selalu menggunakan sarana salah satunya yaitu canang. Tetapi apakah sudah tau apa arti dan makna canang sebagai sarana dalam persembahyangan?? Kadang-kadang pertanyaan kecil seperti ini yang diucapkan oleh teman-teman yang berbeda keyakinan membingungkan untuk dijawab. Begitu juga untuk meningkatkan bhakti dalam persembahyangan pengetahuan dan arti sarana persembahyangan sangat penting.
Dalam buku “sembahyang menurut hindu” disebutkan kata canang berasal dari bahasa jawa kuno yang berarti sirih, untuk disuguhkan kepada tamu yang amat dihormati. Zaman dahulu sirih sangat bernilai tinggi dan sebagai lambang penghormatan. Setelah agama hindu berkembang di Bali sirih menjadi unsur yang sangat penting dalam upacara agama dan kegiatan-kegiatan adat lainnya. canang adalah sirih itu sendiri, betapapun indahnya canang kalau tidak dilengkapi dengan porosan yang bahan dasarnya sirih, belumlah canang itu namanya.
Perlengkapan canang yaitu ceper atau daun pisang sebagai alas, di atasnya berturut-turut disusun perlengkapan yang lain seperti pelawa (daun-daunan), porosan yang terdiri dari sirih , kapur dan pinang lalu dijepit dengan sebuah janur, di atasnya diisi tangkih/kojong dari janur yang berbentuk bundar disebut urrassari, dapat juga ditambahkan dengan pandan arum yang diisi dengan wangi-wangian.
Dari unsur-unsur pokok canang sari itu maka akan terrlihat jelas arti dan makna canang , unsur pokoknya dan artinya adalah sebagai berikut:
1. Ceper/ daun pisang sebagai alas dan tempat meletakkan unsur-unsur pembentuk canang.
2. Porosan, porosan terdiri dari pinang dan kapur (pamor) yang dibungkus dengan daun sirih. Lontar yadnya prakerti menyebutkan: pinang, kapur dan sirih adalah lambang pemujaan tuhan dalam manifestasinya sebagai Sang Hyang Tri Murti. Pinang melambangkan pemujaan kepada dewa Brahma sebagai pencipta , sirih melambangkan pemujaan kepada dewa Wisnu sebagai pemelihara dan kapur Melambangkan pemujaan Kepada Dewa Siwa sebagai pelebur. Jadi makna porosan yaitu memohon tuntunan dan kekuatan dari Tuhan yang Maha Esa dalam manifestasinya sebagai Dewa Tri Murti agar dapat menciptakan sesuatu yang baik , memelihara sesuatu yang baik , dan meniadakan sesuatu yang bernilai negatif, untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak dan semakin baik.
3. Plawa atau daun-daunan. Dalam lontar yadnya prakerti disebutkan bahwa plawa merupakan lambang tumbuhnya pikiran yang hening dan suci. Jadi dalam memuja tuhan harus dengan pikiran yang hening dan suci. Karena pikiran yang tumbuh menuju kesucian dan keheningan itulah yang dapat menangkal pengaruh buruk dari nafsu duniawi.
4. Bunga. Bunga merupakan lambang keiklasan. Memuja tuhan harus dengan hati yang iklas dan suci dari hati yang terdalam. dalam hidup kita harus mampu mengiklaskan diri dari berbagai ikatan duniawi sebab cepat atau lambat dunia ini akan kita tinggalkan karena tidak ada yang kekal di dunia ini.
5. Jejaritan, reringgitan atau tetuwasan. Jejaritan merupakan lambang ketetapan dan kelanggengan pikiran. Hidup ini banyak sekali godaan-godaan yang bersifat duniawi yang datang silih berganti yang menggoyahkan pikiran suci kita untuk menuju kebaikan. Maka tetaplah menuju jalan suci yaitu jalan menuju kebenaran tuhan.
6. Urassari, Urassari berbentuk garis silang yang menyurpai tapak dara atau bentuk sederhana dari swastika (perputaran alam yang seimbang). Urassari yang disusun dengan jejaritan akan membentuk lingkaran padma astadala yang merupakan lambang stana tuhan dengan delapan penjuru mata anginnya. Jadi sampian urassari merupakan lambang permohonan kepada tuhan semoga dalam lingkungan hidup kita selaras dan seimbang.
Canang sari terbentuk dari beberapa unsur seperti dijelaskan diatas dan dapat ditarik kesimpulan bahwa canang mengandung arti dan makna perjuangan hidup manusia dengan selalu memohon bantuan dan perlindungan tuhan,untuk menciptakan, memelihara, dan meniadakan. Semuanya demi suksesnya cita-cita hidup manusia yakni kebahagiaan.
Pemujaan hidup harus melalui usaha untuk menumbuhkan pikiran jernih dan suci didasarkan atas ketulus iklasan, beryadnya, berbakti, dan mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa, kepada sesama manusia, dan kepada alam lingkungan. Bhagavadgita III,10 disebutkan prajapati (Tuhan) Praja (manusia dan Mahluk lainnya), kamandhuk (alam semesta)
Begitu tingginya filsafat yang dimiliki oleh symbol canang. Yang divisualisasikan dalam bentuk banten yang indah. Dengan kata lain canang adalah bahasa agama hindu dalam bentuk simbul yang dapat memberikan berbagai keterangan tentang arti dan makna hidup didunia ini.
Sumber : sebuah status FB pada group Bangkitnya Hindu,
akun Ary Anta
No comments:
Post a Comment