Saturday, June 1, 2013

Sesungguhnya wanita itu “lebih sulit untuk berhenti”




Berdasarkan data Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan RI, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, di Indonesia ada sekitar 2,7 juta perokok wanita. Meski mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, angka wanita yang tetap saja melakukan kebiasaan buruk ini masih cukup tinggi.

Menurut psikolog keluarga, Roslina Verauli, ada beberapa faktor yang menyebabkan seorang wanita merokok--mulai dari ingin coba-coba, gaya hidup, dan adanya tekanan sosial. Berikut beberapa penyebabnya, seperti dipaparkan Verauli:

Ikatan emosional
Mereka yang merokok telah membangun ikatan emosional pada roko. Misalnya, ketika bangun tidur atau setelah makan merasa merasa harus merokok. Ikatan emosional di sini dianggap bahwa merokok merupakan suatu kegiatan yang berarti untuk mereka.
Rileks

Ketika menghadapi suatu masalah atau saat stress melakukan kegiatan tertentu, merokok dianggap menjadi salah satu cara untuk melepaskan ketegangan dan membuat rileks.

Adiksi
Adiksi atau ketagihan terjadi karena adanya zat adiktif dalam rokok, salah satunya seperti nikotin. Nikotin mampu mengubah struktur dalam otak sehingga perokok merasa perlu terus diisi dengan nikotin secara teratur.
Gaya hidup

Tak dapat dipungkiri, lingkungan tertentu menuntun seseorang untuk merokok dan terus merokok. Ini merupakan salah satu perilaku sosial yang pada akhirnya berubah menjadi kebiasaan.
***
Menurut Verauli, ketika akan mulai coba-coba merokok, hal pertama yang harus disadari adalah apa kebutuhannya. Kalau kebutuhannya adalah ikatan emosi, maka itu dapat diatasi dengan cara lain. Misalnya, mengalihkan aktivitas merokok dengan mengulum permen."
Selain itu Anda juga dapat mengubah sugesti saat merkokok. Misalnya, saat merokok bayangkan bahwa Anda sedang membakar uang.
 
Sumber  > sebuah status FB, akun  Cirebon Online Shop
 

No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini