Hanya sedikit yang dapat saya sampaikan yang namanya Asta kosala-kosali, karena
pengetahuan saya amat rendah namun tetap saya beranggapan lebih baik
ada/disampaikan daripada tidak ada. Disamping itu saya tetap meraskan “betapa
indahnya berbagi”
Sesungguhnya yang disebut Asta kosala-kosali oleh warga tanah
Bali adalah merupakan suatu ajaran yang ada pada lontar Bhagawan Siswakarma,
ajaran ini sejatinya adalah penuntun generasi muda, generasi penerus kita
khususnya Hindu utamanya mereka yang mau belajar. Belajar tentang membangun Tri
Hita Karana (palemahan, pawongan, serta periangan), ajaran ini sebagai ukuran,
patokan dasar, tampak depa, langkah, dsb.
Dalam Hindu mengenal konsep tata letak bangunan yang
dipercaya akan berpengaruh kepada keberuntungan, nasib, bahkan nilai aura
spiritual dan kualitas energi yang dihasilkan oleh bangunan tersebut.
Masyarakat Bali menyebutnya Asta kosala-kosali dan Asta Bhumi. Asta
kosala-kosali dan Asta Bhumi merupakan bentuk konsep tata bangunan yang terkemas dalam konsep keagamaan. Dalam
asta kosala-kosali dijelaskan secara terperinci tentang bentuk konsep bangunan
dan juga alat-alat yang digunakan dalam
kegiatan masyarakat Hindu utamanya yang berhubungan dengan pendirian tempat
suci. Tentang kata Asta kosala-kosali itu memiliki arti : Asta kosala-kosali adalah nama lontar/buku
tentang ukuran membuat rumah, Asia
kosala adalah nama lontar/buku tentang ukuran membuat menara atau bangunan
tinggi, wadah, bade, usungan mayat, Kosala berarti balai atau balai kambang di
tengah-tengah telaga, Asta dan hasta merupakan ukuran panjang 1 (satu) hasta
yakni dari pergelangan tangan sampai siku.
Bukanlah Bali namanya jika miskin budaya,Bali itu kaya
budaya, bangunan juga merupakan bagian dari salah satu budaya. Bangunan Bali bisa
terkenal hingga ke seantero jagat salah satu penyebabnya karena tahan gempa. Bangunan adat Bali
nampaknya amat sederhana, tetapi semua orang mengakui ada kekuatan tersembunyi
di dalamnya. Orang Bali menamai para arsitek itu adalah Undagi. Sesuai petunjuk
yang ada pada lontar Asta kosali-kosali para undagi mengerjakan bangunan di
Bali menerapkan tata cara :
1.
Upacara, upakara ngruwak, ngendag, atau
nasarin menanam dasar sebelum bangunan
didirikan, peletakan batu pertama, bahan ritual menanam batu merah (bata)
sebagai simbul dasar dunia.
2.
Setelah
bangunan selesai, diadakan upacara mlaspas, berinti pada maksud pembersihan
dari semua kotoran, leteh, yang dilakukan pada tahap-tahap mengerjakan bangunan
(ternoda secara ritual).
No comments:
Post a Comment