Dikutip
sepenuhnya dari bali post 5 maret 2013.
Sebagai sebuah puri dan akhirnya menjadi kota
kerajaan, Denpasar memang diresmikan pada tahun 1788, dan sebagai pendiri kota
Denpasar memang I Gusti Ngurah Made Pemecutan, keturunan puri Pemecutan dari
garis Puri Kaler Kawan. Tetapi sesungguhnya nama Denpasar sudah muncul sebelum
tahun 1788, yakni mana kala wilayah yang kemudian disebut Badung dipimpin 2
kerajaan kembar yakni Puri Pemecutan dan Puri Jambe Ksatrya.
Peneliti sejarah kota Denpasar Prof.Dr.A.A.
Bagus wirawan menyatakan; awalnya di wilayah Badung muncul 2 pusat kekuasaan
yakni Puri Alang Badung (di daerah Suci) dan Puri Pemecutan. Dalam
perkembangannya Puri Alang Badung dipindahkan ke sebelah utara pasar Satria
sekarang. Puri baru itu lalu diberi nama Jambe Ksatrya untuk mengenang garis
keturunan Kyai Jambe Pule yang kemudian dianggap sebagai pendiri kerajaan
Badung. Dua kerajaan kembar ini sama-sama merupakan keturunan Kyai Jambe Pule,
keduanya juga memerintah bersama-sama. Wilayah disebelah barat Tukad Badung
dikontrol oleh Puri Pemecutan, sedangkan wilayah disebelah timur tukad Badung
dikontrol oleh puri Jambe Ksatrya.
Awalnya pasar Badung berada di sekitar lapangan
Puputan Badung kini, tepat disebelah selatan Puri Denpasar (gedung Jaya Sabha).
Saat Badung dikuasai Belanda pasar itu dipindah ke barat, dekat tukad Badung.
Itu sebabnya pasar baru itu disebut pasar Badung. Taman yang didirikan Kyai
Jambe Ksatrya itulah yang dinamai taman Denpasar. Sejak itulah nama denpasar
mulai muncul dan sering disebut. Hanya belum menjadi sebuah kota layaknya kota
keraton atau kota kerajaan.
Denpasar mengemuka sebagai pusat kekuasaan saat
I Gusti Ngurah Made Pemecutan yang mengambil alih kekuasaan Kyai Jambe Ksatrya
memilih taman Denpasar sebagai lokasi puri. Sebelumnya I Gusti Ngurah Made
Pemecutan memang diberi kepercayaan mengurus taman Denpasar. Setelah
berakhirnya kekuasaan Kyai Jambe Ksatrya, kontrol kekuasaan berada di tangan
keturunan Puri Pemecutan Kaler atau Puri Kaleran Kawan.Setelah itu, jejak
dinasti Jambe Ksatrya seolah-olah hilang. Sejarah Badung pada periode
berikutnya kemudian tak pernah menyinggung keturunan Jambe Ksatrya.
Tatkala Cokorda Alit Ngurah dinobatkan sebagai
regent Badung pada tahun 1929, dibangun sebuah puri bernama Puri Satria.
Pasalnya puri Denpasar sudah dihancurkan Belanda saat puputan Badung. Saat
Belanda berkuasa bekas puri Denpasar dipakai sebagai kantor Asisten Residen
Bali Selatan serta Badung. Puri baru yang didirikan Cokorda Alit Ngurah
sebetulnya bernama puri Denpasar, namun karena lokasinya dibekas lokasi Puri
Jambe Ksatrya , masyarakat lebih mengenalnya sebagai Puri Satria.--- (Bali post, 05032013,ad16)
No comments:
Post a Comment