Kayu tulung demikian lebih lumrah namanya di daerah desa Belimbing
kabupaten Tabanan, ketimbang dengan namanya “tunjang langit”. Tumbuhan ini banyak manfaatnya, selain
membersihkan udara sekitar dari beraneka macam polutan, gas-gas berbahaya,
berbagai senyawa kimia berbahaya yang ada dalam udara, juga acap digunakan
dalam upacara umat Hindu (mecaru) dan upacara-upacara besar keagamaan umat
Hindu. Tumbuhan tunjang langit/kayu tulung memiliki nilai spiritual dalam
persfektif Hindu, dapat dipakai sebagai sarana upacara. Umumnya dipakai saat
mecaru pada hari-hari besar keagamaan, bahkan bagi umat Hindu kayu tulung
dipercayai dapat menolak bala, hal-hal yang berhubungan dengan magis. Yang
lumrah kini dipakai sebagai tanaman peneduh/ perindang, tanaman hias karena
memiliki keunikan daun yang berbentuk seperti payung.
Setelah tanaman ini mulai populer sebagai tanaman hias,
dengan dimanfaatkan sebagai hiasan di hotel dan vila, sejak itupun tanaman kayu
tulung mulai diburu dan dicari banyak orang. Tak mustahil tanaman inipun kini
memiliki nilai ekonomis yang lumayan tinggi. Daya tarik tunjang langit/kayu
tulung sebagai tanaman hias tercipta dari bentuk daun yang tumbuh bergerombol
dalam satu tangkai, serta pertumbuhan pohonnya menjulang tinggi. Penempatan
tunjang langit, banyak dimanfaatkan sebagai hiasan di taman (out door). Tunjang langit diminati karena
adanya mitos, tanaman ini memiliki kemampuan menolak bala disamping tanaman ini
juga menonjolkan keindahan daun.-----
Sumber :
bali post 28012013.-
No comments:
Post a Comment