Durentaluh demikian nama daerah itu, nama yang
terdiri atas dua nama benda yang lumrah kita temui dalam keseharian kita.
Durentaluh adalah nama sebuah Banjar Dinas (Desa Pakraman) yang ada di
kecamatan Pupuan, Desa Wisata Belimbing, Kabupaten Kota Pelangi Tabanan,
Provinsi Bali. Ada di lintasan Jalan Raya Antosari – Pupuan (jalan kelas 2 di
tanah Bali).
Karena merupakan satu desa pakraman, maka
Banjar Dinas Durentaluh juga memiliki satu Tri Kahyangan. Diantara Tri
Kahyangan itu sudah tentu ada yang
namanya Pura Dalem, setiap pura tentu memiliki hari tertentu sebagai hari
piodalannya. Demikian juga di Pura Dalem Durentaluh memiliki tegak (hari)
piodalan yakni pada Buda Kliwon (Rabu Kliwon) wuku Ugu, jadinya piodalan di tiba setiap 210 hari sekali. Setiap hari piodalan tiba
selalu merupakan odalan ageng/gede (bhs.Bali), tidak diketahui apa yang
menyebabkan kenapa piodalan di pura dalem (khususnya Durentaluh) tidak ada
istilah odalan gede dan odalan alit (pindo pisan). Apakah karena Pura Dalem
merupakan kunci utama sebagai tempat memohon keselamatan atau bukan karena
alasan yang lain.
Rangkaian upacara piodalan di Pura Dalem
Durentaluh, diawali dengan nunas pabiakawonan bagi semua warga, mendak Ida
Batara Duwur Kaler (Mekori), Ngulapin, ngiring Ida Batara Mesuciang (ke beji),
ilen tari-tarian ( ngerejang/ngaturang pewacik,dll ), dan selanjutnya ngaturang
piodalan,nganteb, nuwur Ida Batara, Muspa, dan terakhir odalan lebar. Yang
menjadi Bendesa Adat Desa Pakraman Durentaluh di tahun 2012 adalah Jero Bendesa
Adat I Wayan Gatra, sedangkan pemangku di Pura Dalem Durentaluh Jero Mangku Anggun,
dan penyadenya Jero Mangku Wesel. [ edisi > 121212 ]
No comments:
Post a Comment