Thursday, December 6, 2012

Ketuhanan dalam Weda (Hindu)


Pandangan Ketuhanan adalah suatu hal yang memiliki nilai Ketuhanan yang amat tinggi. Hal ini menjadi sejenis barometer akan sebuah penghargaan yang mesti kita berikan kepada Sang Pencipta. Setiap agama memiliki pandangan dan juga konsep Ketuhanan yang berbeda-beda, walaupun pada akhirnya akan mengarah kepada tujuan akhir yang sama.

Sesungguhnya dalam Weda terdapat pandangan hidup Umat Hindu, jauh lebih luhur serta kerohaniannya juga amat dalam daripada kepercayaan yang umumnya bersifat monotheisme dan politheisme.  Max Muller mengistilahkan pandangan dan konsep Ketuhanan dalam weda sebagai henotheisme, namun dalam kenyataannya henotheisme hanya mencakup sebagian dari konsep Ketuhanan dalam Hindu. Sesuai Weda, Tuhan dipuja sebagai Yang Esa dalam Yang banyak dan Yang Banyak dalam Yang Esa. Keistimewaan konsep ini adalah bahwa setiap Dewa dihayati sebagai Hyang Maha Kuasa.  Pada dasarnya henotheisme menghayati Tuhan secara umum, dan penghayatan itu tidak berubah walau Dewa-dewa yang dipuja berubah, tapi konsep Weda jauh lebih luas daripada itu.

Weda menampilkan 2 macam penghayatan ; Pertama, dengan jelas dinyatakan bahwa satu dewa memiliki ciri yang sama dengan Dewa yang lain atau banyak Dewa memiliki satu ciri. Kedua, semua Dewata dihayati dalam satu wujud Tuhan, bukan laki-laki dan bukan perempuan sebagai Ekam (Yang Esa), Tat Sat (realitas) dsb. Ini sebabnya mengapa faham Ketuhanan dalam Weda dinyatakan sebagai pemujaan satu Tuhan dengan nama dan wujud yang banyak, yang disebut sebagai  “Teisme Weda”. Jadinya, ajaran Weda tentang Ketuhanan adalah bahwa konsep ini bukan tentang esa-Nya suatu wujud yang disebut Tuhan yang berada dalam satu tempat khusus, melainkan keberadaan Tuhan yang difahami secara metafisika, yang meliputi seluruh alam semesta. Bahwa penggambaran puitis dalam bentuk yang berbeda, dalam pasangan yang banyak, tidak bertentangan satu dengan yang lain diungkapkan dengan amat jelas dalam weda. Karena itu Weda bukanlah henotheisme biasa, melainkan suatu yang lebih luhur jauh lebih canggih dari gagasan primitif apapun, bahkan melebihi faham peradaban modern. Ajaran ini dinyatakan secara singkat dan jelas : “ Ia Yang Esa, hanya satu-satunya. DidalamNya semua Dewata menyatu” Disini monotheisme yang bersehaja berkembang menjadi henotheisme Weda. Monotheisme mengenal satu Tuhan  ; satu menguasai semua, tapi diluar itu terdapat konsep Adwaita Weda, satu dalam yang banyak, dan yang banyak dalam yang satu.--------

No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini