Pernahkah suatu ketika anda berhasrat melakukan hubungan
badan dengan istri anda sedangkan istri anda tak ada gairah untuk itu, tapi
hubungan intim itu tetap terjadi? Saya yakin
seyakin-yakinnya hal serupa itu kerap terjadi dimana saja di belahan dunia ini.
Karena apa?
Masyarakat cendrung menganggap bahwa hubungan sek yang dipaksakan
bukanlah termasuk pemerkosaan jika dilakukan terhadap wanita pekerja sek
(WPS/PSK) maupun terhadap istrinya sendiri. Para wanita pekerja sek dianggap
sebagai orang yang tidak memiliki kehormatan, jadi layak diperkosa dan tidak
punya hak untuk dilindungi. Kultur masyarakat mengatakan bahwa suami tidak
dapat dikatakan memperkosa istrinya, karena menjadi kewajiban sang istri untuk
melayani kebutuhan seks si suami kapan saja suaminya menginginkannya. Secapek apapun sang istri jika suami punya
mau, maka ia tidak boleh menolak. Hak-hak kesehatan reproduksi dan hak-hak
seksual yang dimiliki perempuan menjadi terabaikan. Tidak ada diskusi tentang
seks, bahkan penggunaan kondompun menjadi amat tabu. Perempuan acap kali tidak dapat
menolak hubungan seks yang tidak aman atau melakukan negosiasi pemakaian kondom
karena terancam oleh kekerasan yang dapat membahayakan jiwanya. Posisi tawar
yang rendah di tempat tidur membuat perempuan harus pasrah, termasuk
kemungkinannya tertular penyakit kelamin dari suami yang diperolehnya dari
membeli seks.----------
No comments:
Post a Comment