Indonesia merupakan
salah satu pengguna internet 3 besar di seluruh dunia, selain Amerika Serikat
dan Cina. Dengan jumlah penduduk saat ini 240 juta orang, 49,9% perempuan dan 30% anak-anak. Kondisi inilah yang
mengakibatkan luasnya akses semua pihak untuk memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi dengan mudah,murah, dan cepat. Disisi lain tidak semua pengguna
internet memiliki niat baik, yang mana hal itu terbukti dari data yang ada yang
menggambarkan internet dipakai untuk menipu, mengiming-imingi dan menjadi media
perdagangan anak maupun remaja putri untuk terjun ke eksploitasi seksual dan
prostitusi.
Menteri pemberdayaan
perempuan dan perlindungan anak
Indonesia memberi contoh ; adanya pelaku perdagangan orang yang
menawarkan perempuan muda secara online atau dalam suatu jaringan. Bahkan korbannya diatas 2000 orang, dari
ragam latar pendidikan dan profesi. Kejahatan itu baru terungkap setelah 2
tahun beroperasi. Artinya trafficking
(perdagangan manusia) termasuk perempuan dan anak, baik secara online dan tidak
merupakan kejahatan sindikat terorganisir. Sindikat itu melibatkan berbagai
elemen kelompok yang dibangun secara rapi, professional, dan tersistim.
Celakanya diantara kelompok saling tidak kenal sehingga sulit untuk medeteksi
otak dari sindikat ini. Jaringan
sindikat dibangun sejak dari akar rumput, hingga luar negeri. Tidak heran bila
sulit menangkap pelaku utama plus sindikatnya. Makanya perlu sinergitas dan
kerjasama dengan melibatkan masyarakat, penegak hukum, pemerintah, swasta, dan
lembaga legeslatif , organisasi internasional serta pemerintah di kawasan regional dan
internasional. Para orang tua perlu
mengawasi tingkah laku anak, terutama di dalam rumah. Berikan pemahaman dan
pendampingan kepada anak, apalagi remaja putri yang gemar memakai facebook,
twitter untuk tidak mengobral data pribadi dengan mudah dan gampang kena bujuk
rayu kenakalan baru.
Deputi Kesejahtraan
Keluarga dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana (BKKBN) mengatakan, keluarga harus menjadi tempat nyaman bagi para
remaja untuk mencurahkan permasalahan . Masa remaja merupakan transisi mencari
jati diri, sehingga amat penting peran ortu mengarahkan remaja untuk memiliki
karakter yang baik. Dengan terjadi banyak komunikasi antara keluarga, karakter
anak tidak mudah terpengaruh lingkungan yang buruk.--------- (Koran pak oles,16-30/11/2012)
No comments:
Post a Comment