Pada umumnya suatu lokasi/tempat diatas bumi ini tentu memiliki nama. Permukaan bumi (topo) , semisalnya gunung,sungai, danau, laut, pulau, benua,
pantai dan lainnya tentu memiliki nama masing-masing. Kita pakai contoh: Gunung
Tangkuban Perahu. Kira-kira apa sebab dinamakan Tangkuban Perahu? Karena dari
kejauhan, terutama dari arah Bandung puncak gunung tampak seperti perahu yang
tertelungkup. Sesuai dengan legenda rakyat Sunda, itu terjadi ketika
Sangkuriang marah, setelah mengejar kekasihnya yang ternyata adalah ibu
kandungnya sendiri. Sangkuriang marah lalu menendang perahu yang ditumpangi di
danau Bandung. Perahu yang terdampar akhirnya jatuh tertelungkup dan menjadi
sebuah gunung seperti sekarang.
Setiap obyek geografi di permukaan bumi ini
memiliki sejarah terbentuknya sesuai dengan daerahnya masing-masing. Nama-nama sungai di setiap daerah di
Indonesia ada ciri khas bahasanya. Misalnya di daerah Jawa Barat yang mayoritas
dihuni oleh penduduk suku Sunda, makanya penamaan sungai dimulai dengan Ci dari
asal kata Cai yang artinya air. Misalnya : Ciliwung, Cintandui, dan Citarum. Di
wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur nama sungai sebagian besar diawali dengan
kata kali yang juga berarti sungai. Misalnya : Kali Progo, Kali Opak, Kali
Bogowonto, Kali Brantas. Nah, Kalau di tanah Bali nama sungai itu adalah tukad
(tukad=sungai), namun dibelakang kata tukad berisi kata yeh yang berarti air.
Misalnya : Tukad Yeh Balian (sungai terpanjang di Bali), Tukad Yeh Ho (tempat
Mbung Telaga Tunjung dan di tahun 2012 telah digarap sebuah jembatan yang
lumayan panjang memotong Tukad Yeh Ho yakni Jembatan Tukad Yeh Ho), Tukad Yeh
Sapuan, Tukad Yeh Unda, Tukad Yeh Nyem, Tukad Yeh Ootan, dsb. Kalau di daerah
Lampung lain lagi, sungai identik dengan istilah way. Contohnya : Way
Tulangbawang, Way Seputih, Way Sekampung. Khusus untuk di Sunda dan Jawa laut
itu disebut Segara, misalnya di Sunda ada Segara Anakan, dan di Jawa terkenal
dengan Segara Kidul (laut di selatan pulau Jawa).----
No comments:
Post a Comment